CERBUNG - Nayla Story Bagian 6 (Night On Bataclan)

MS Wijaya
12
"Nayla bantu dia kumohon" Joel memintaku memapah seorang pemuda yang terkena tembakan di pahanya. Entah harus marah atau bangga dengan sikat Joel saat ini yang begitu peduli dengan orang lain. Harusnya ia tahu di medan perang sekalipun sebenarnya kita tak bisa menyelamatkan siapapun.

Aku membaringkan pemuda itu di dekat tempat sampah besar yang ada di belakang gedung. Mengikat pahanya yang terkena tembakan dengan sapu tanganku. Selesai membebat lukanya aku kembali bergegas menghampiri Pintu dimana Joel masih berusaha menahan pintu otomatis membiarkan orang-orang lain lewat.

DORR!!!!
DORR!!!!

"JOELLL!!!!" Teriakku beradu dengan suara ledakan peluru dan teriakan panik orang-orang. Dua peluru terakhir yang mereka tembakkan berhasil mengenai punggung Joel. darah segar keluar dari punggung Joel, ia terhuyung kehilangan keseimbangan di depanku. 

Dengan cepat aku berlari dan menangkap tubuhnya agar tak jatuh berdebam ke lantai.

"JOOEELL" teriakku padanya. Kutarik tubuh Joel keluar yang masih setengah di dalam dan setengah di luar. Ku papah ia menjauhi gedung dan membaringkannya ditanah. Darah segar dari kedua lubang yang menembus punggungnya terus mengalir. Kalau begini terus ia bisa kehilangan banyak darah.

Kubuka kain kerudung yang masih ku kenakan. Ku buka pakaian dan jas Joel, lalu menyumpal lukanya dengan kain itu. Air mataku terus saja mengalir seperti sungai Siene di musim semi.

Bibirku tak henti-hentinya memanggil nama Joel berdoa kepada Allah. Berdoa setelah sekian lama aku lupa untuk berdoa kepada sang pencipta. Aku mencari hanphoneku yang ada di handbagsku dan segera memencet nomer telpon darurat untuk meminta pertolongan segera.

Orang-orang masih banyak berhamburan mencoba keluar dari gedung, aku sudah pasrah saat ini kalau saja dua orang bersenjata itu keluar dari dalam gedung dan mengejar kami lalu menembakku saat ini juga. Tubuhku bergetar hebat sekaligus lemas di waktu yang bersamaan.

"Mlle vous ne faisiez rien?"(Nona, anda tidak apa-apa?) ujar seorang polisi prancis dengan seragam lengkap dengan senjata dan baju anti pelurunya. 

"Je ne suis pas quoi que ce soit, mais mon ami lui ai tiré dessus s'il vous plaît s'il vous plaît" (Aku tidak apa-apa, tapi tunanganku tertembak, tolonglah dia kumohon) jawabku masih terduduk di lantai. Polisi itu memanggil teman-temannya dan salah satunya membopongku ketempat aman. Tak lama kemudian bebrapa ambulan datang, salah satu petugas kesehatan mendatangiku mengecek kesehatanku dengan teliti. 

Mereka memberiku air putih, aku melihat petugas medis mengangkat tubuh Joel yang masih di tempat yang sama seperti aku meletakkannya. Aku menghampiri dua petugas medis  yang membawa tubuh Joel dengan tandu.

"Bolehkah aku ikut kalian, dia tunanganku?" pintaku memohon.
"Baiklah Nona, silahkan" ujarnya singkat dan membiarkan aku ikut ke dalam ambulan. tak menunggu lama aku langsung ikut naik. aku menggengam lengan Joel, denyut nadinya lemah. Para petugas segera memberikan pertolongan pertama, mengecek segalanya untuk mengecek organ vitalnya sesuai prosedur dasar.

"Ya Allah ku mohon padamu selamatkan Joel, Aku berjanji akan melakukan apa saja sesuai yang kau mau jika Joel kembali pulih" janjiku.


#OneDayOnePost




















Post a Comment

12Comments

  1. Ikut merasakan kesedihan Nayla. Takut kehilangan dia. 🙇🙇😢

    ReplyDelete
  2. Baper.. Nayla masih bisa tegar, entah bagaimana denganku

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. terinspirasi kejadian penembakan di paris mba widd

      Delete
  4. Kerenn settingnya di prancis dan dia seorang muslimah, ketjeh bgtt..

    gambarnya bisa sesuai gtu sih ka?😶

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Terima Kasih kaka Irma gelar tiker nih disini...

      Delete
Post a Comment