Catatan Kecil - Bijak dalam bermedia Sosial

MS Wijaya
19

Kebebasan berbicara atau mengungkapkan sesuatu sekarang memang sudah berada dalam undang-undang. Apalagi adanya HAM(Hak Asasi Manusia) yang selalu digembor-gemborkan pihak asing menjadi acuan untuk melegalkan sesuatu itu.

Namun kebebasan yang saat ini saya lihat, sudah di salah gunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebar kebencian. Terutama tentang islam, sebagai seorang muslim tentu saya membela agama yang saya percayai ini. tapi saya bukan seseorang yang menjadi berat sebelah, kalau memang salah ya saya bilang salah. Begitupun sebaliknya.

Saya hanya ingin menghimbau pada rekan yang suka menulis, stop menulis tentang sesuatu yang berbau kebencian atau sesuatu yang akan menyulut emosi hingga akhirnya menjadi fitnah. Menuangkan apa yang dipikiran atau sekedar opini boleh, tapi ingat kalau belum ada buktinya jangan di sebarluaskan.

 “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36)






"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

Saya suka geregetan kalau  liat orang di media sosial yang share berita tentang kebencian. mending kalau dibaca isinya terlebih dahulu, nah ini nggak dibaca isinya (asal main baca judulnya doang) pakai share-share segala. mbokyo kalau mau nyebar berita itu ya dibaca dulu isinya jangan cuma karena baca judulnya yang hebring terus langsung di share seenak udelnya

Kemarin sore lima belas menit sebelum pulang dari kantor, iseng saya membuka facebook untuk mengetahui info terbaru tentang aksi damai. Tanpa sengaja melihat salah satu postingan teman yang mengeshare sebuah link yang agak mengganggu mata saya. Dengan cepat mouse saya arahkan ke link tersebut dan saya baca baik-baik artikel disana dan hasilnya sangat menyesakkan, lega sekaligus sedih.

Lega karena tidak ada bukti seperti yang dituliskan di judul artikelnya. Malah isinya sangat jauh dari pada judul yang ada.

Menyesakkan dan sedih karena benar bangsa kita ini, bangsa yang kurang mau untuk membaca.

Sehingga kita hanya mendapatkan Penggalan-penggalan berita yang tak jelas keasliannya.

Coba kita analogikan kalau kita sebar artikel yang penuh fitnah ini kita share. Anggap saja di facebook kita punya teman seratus, tapi yang aktif hanya lima puluh orang. Mereka membaca dan ikut share artikel yang yang tadi.

Terus saja seperti itu hingga bermilyar-milyar dosanya ikut mengendap, dan asal kamu tahu sumber awalnya adalah dari kamu. 

Berapa banyak dosanya yang akan kita dapat...? Dosa sendiri saja sudah tak terhitung ditambah lagi dengan dosa orang lain.

Maka bijaksanalah dalam memposting suatu tulisan di media sosial. Jangan menyulut lilin yang sedang terbakar kalau tak mau ikut terbakar.

Bagi rekan sekalian yang ingin tenar, jangan buat sensasi seperti berita diatas yang ternyata isinya bertolak -belakang dari judul. Membuat sesuatu yang bermanfaat itu lebih baik dari pada sekedar mencari sensasi dan menyebarkan benci.







Post a Comment

19Comments

  1. Ahihi
    Ka Ian nii, keren,
    2 post sudah dalam sehari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahihinya untuk kalimat terakhir,
      Selalu ada bagian dimana bisa bikun pembaca tersenyum-senyum sendiri, hehe

      Damai, kak, damai

      Renungan, nih... Hati-hati dengan berita sebelum share ya, kak

      Delete
  2. Wah ... jadi takut bersosmed mase
    Heheee

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahaha yang penting bisa ngontrol Kang Dewa

      Delete
  3. Makasih dah diingatkan mas..

    ReplyDelete
  4. Iya bener Mas ian, seringkali judul dan isi tdk sesuai.... Gemeess...

    ReplyDelete
  5. Betul mas.apa lagi saat ini kita berada di era perang media. Kita dituntut aktif tapi tetap harus cermat, hati2 dan bijak.

    ReplyDelete
  6. Nah setuju.. tulis yang bermanfaat ajalah.

    ReplyDelete
  7. mirisnya banyak org yg asal ikut-ikutan.. asa like, apalagi share berita yg gak jelas & diragukan kebenarannya.. -__-

    ReplyDelete
Post a Comment