Cerbung - Side To Side

MS Wijaya
4


Alya menatap ruko kantor tempat ia akan bekerja mulai hari ini. Jantungnya berdebar cepat, perutnya tiba-tiba mual.Ia menghembuskan nafasnya yang terasa berat, berharap ketakutan dan kegugupannya hilang bersama karbon dioksidanya. Ragu-ragu Alya memencet bell yang terletak di sebelah pintu masuk. Pintu kaca yang tertutup hordeng berwarna cream menghalangi pandangan Alya ke dalam.
Ini hari pertamanya kerja di tempat baru. Semoga ia akan betah ditempat barunya ini, tapi ia meragukannya. Ada sesuatu yang mengganjal dihatinya saat ia diterima bekerja ditempat ini. Entahlah, rasanya seperti tak nyaman saja. Seharusnya ia tak menerimanya bukan kalau sudah merasa tak nyaman diawal? Tapi ia sangat membutuhkan pekerjaan ini. Uang ditabunganya sudah sangat menipis, kalau saja bulan ini tidak mendapatkan pekerjaan bisa-bisa ia akan hidup dijalanan.

"Klik" suara kunci pintu terbuka, berbarengan siluet hitam yang tercetak dari hordeng cream. 

"Pagi, alya yah..?!" Tanya seorang pemuda yang baru keluar dari ruko tersebut. Anak rambutnya mengembang acak-acakkan matanya pun masih merah, terlihat ia seperti habis bergadang semalaman. Alya mengangguk sopan dan menundukkan wajahnya, ia malu. Ya memang begitu sifat Alya yang introvert sehingga ia kadang sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Pemuda itu mempersilahkan Alya duduk di sofa kecil yang tersedia untuk para tamu. Pemuda itu memperkenalkan dirinya bernama Andi dan langsung menghilang dibalik tangga yamg menuju keatas untuk berbenah diri sebelum boss nya datang. Ia memperhatikan ruangan itu dengan seksama, bulu roma ditengkuk kembali meremang sesaat ketika bayang hitam itu itu dengan cepat lewat ke bawah tangga lalu menghilang.
***
Sudah hampir sebulan Alya bekerja di ruko itu, belum ada kejadian ganjil seperti hari pertamanya. Ia menganggap mungkin 'si 'dia' ingin berkenalan dengan orang baru. Alya percaya di semua tempat pasti ada penghuninya dalam tanda kutip, yaitu makhluk astral yang tak kasat mata. Namun memang suasana dikantornya yang sekaligus menjadi gudang sepatu kulit produk mereka memang sangat kurang enak, bau kulit kadang terlalu menyengat dan membuat mual, hawa dingin dan lembab menambah aura negatif. Hanya delapan orang yang bekerja disini termasuk boss pemilik perusahaan tempat Alya bekerja. Alya bersyukur ia mendapatkan teman kantor seperti Andi yang supel dan mudah bergaul terlebih lagi Andi pemuda yang sopan dan baik, maka Alya sudah akrab dengan pemuda tersebut.

"Ndi, kamu percaya kalau hantu itu ada?" tanya Alya sambil menyendok ketoprak yang tinggal separuh.

"Nggak, hantu itu hanya interprestasi manusia yang di buat secara sengaja untuk menjadi kambing hitam atas kesalahan yang mereka buat sendiri." jawab Andi sambil melahap sendokan terakhir ketopraknya yang mereka beli.

Alya hanya manggut-manggut bukan untuk mengiyakan tapi karena dia tak tahu harus menjawab apa. Baginya hantu ada dan dapat ia jamah. Berbeda dengan Andi yang menganggap semuanya yang berbau mistis itu hanya karangan belaka. bahkan ia pernah melihat langsung bagaimana acara televisi yang menampilkan sesuatu yang mistis itu hanya semacam rekaan yang dibuat-buat, sejak itu ia makin tak percaya pada hal seperti itu 

"Owh iyya hari ini jadi lembur kau Al?" 

"Ya ampun, saya benar-benar lupa kalau harus lembur hari ini." Alya menepuk keningnya. Andi tersenyum melihat tingkah Alya lalu meninggalkannya sendiri di pantry.

****
Alya baru saja mematikan komputernya saat sekelebat bayang hitam Tiba-tiba lewat di depannya. Dengan cepat ia membereskan barang-barang yang ada di mejanya. 

Trekk..

Tiba-tiba listrik padam, Seluruh ruangan menjadi gelap gulita, jantung Alya berpacu cepat. Bayangan-bayangan mengerikan muncul dengan cepat dikepalanya bagaikan kaset rusak yang diulang-ulang terus-menerus. Ia menyalakan lampu flash dari handphonenya untuk menerangi tangga yang ia turuni perlahan.

Srekk..srekk..srek.. Alya mendengar sesuatu dibelakangnya.

Trekk..
Lampu kembali menyala dan Alya memicingkan matanya yang terasa panas karena cahaya yang tiba-tiba menghambur ke dalam matanya.

"Aaann..." teriak Alya sebelum mulutnya di bekap oleh seseorang dari belakang. Lalu ia tak sadarkan diri, hal yang terakhir ia lihat adalah sosok hitam dan tinggi menghampirinya.
Tags

Post a Comment

4Comments

Post a Comment