Event Review – Jelajah Museum TMII

MS Wijaya
7

 

Apasih yang kebayang di kepala kita kalau mendengar kata museum? A bored place, with old stuff. Yeah i think so guys lol, kita cuma bisa ngliatin benda-benda dalam kotak kaca atau barang-barang yang di jaga dengan pagar rantai. Belum lagi beberapa museum yang pencahyaannya di buat remang-remang, mungkin ceritanya untuk menambah kesan betapa tua dan rapuhnya barang-barang disana. Tapi menurut gue malah jadi creepy banget, jadi seperti tempat uji nyali hahaha, kalau di luar negeri kan (yang gue liat dari TV) museum tuh full of light, alias terang gitu kan jadi kita bisa ngliat dengan detail barang-barang yang ada.

Pokoknya museum itu sesuatu yang nggak banget deh buat di kunjungin, apalagi untuk kids jaman now! Tapi nggak kalau dibuat game yang super seru, dimana kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dan scan barcode untuk dapat point. Well itulah yang dilakukan TMII(Taman Mini Indonesia Indah) dalam acara Jelajah Museum hari minggu lalu(29/10/17). Jadi jelajah museum ini kita di minta membuat satu kelompok yang terdiri dari empat orang, dimana kita di haruskan pergi dari satu museum ke museum lainnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah di susun dalam aplikasi khusus untuk acara ini.

DI setiap museumnnya kita menjawab beberapa pertanyaan, yang jawabannya itu harus kita cari di dalam museum itu sendiri. kebayang kan gimana hectic-nya para peserta lari kesana-kemari nyari jawaban dari keterangan-keterangan di setiap bendanya. Jadi kita di ajarkan untuk membaca dengan teliti dan lebih peka, asik hahaha. Kalau penjaganya lagi baik, mereka bantuin kita jadi kita tinggal duduk di depan mereka dan nanyain jawabannya, semacam metode wawancara hahaha.

Bukan hanya di tuntut harus pintar dengan pengetahuan dan ketelitian dalam membaca nih, kita di tuntut harus lincah bergerak cepat dan tentunya harus fit, karena setelah menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan di museum satu, kita baru di kasih tahu kemana tempat selanjutnya(melalui aplikasi tersebut). Jadi kita memang harus fit banget! You knowlah TMII itu kan luas banget, kita harus berjalan kesana-kemari membawa alamat, namun yang ku temui bukan dirinya sayang... yang kuterima alamat palsu...(asikk nyanyi dulu kita bang).

Iyuuppp, kita harus berjalan, atau malah musti berlari agar mengejar waktu yang di tentukan. Sebenarnya di bolehin sih sama panitia untuk membawa kendaraan pas acara ini, tapi hari minggu itu TMII full banget, alias macet jalannnya. Bukannya mempercepat, malah memperlambat kita yang ada. Bukan game kalau nggak ada hadiahnya!! Acara Jelajah Museum ini-pun punya seabrek hadiah yang menggiurkan jiwa dan raga, sekaligus penyemangat kita. Pokoknya dedek rela deh bang, di suruh lari-lari nyari alamat kayak ayu tung-ting asalakan di kasih 3 juta wkwkwk. Para pesertanyapun nggak para orang dewasa, bahkan kayaknya anak SD-pun ada deh yang ikutan. Ada gitu kan bocah-bocah SMP namain grupnya “Generasi Micin” yawla, bukan nama aja generasi micin tapi mereka pakai aksesoris micin beneran di pundak mereka yang 500-an lagi harganya. Jawab pertanyaan oke, di suruh jalan menyusuri jalan hidup yang berliku-liku pun oke ditambah lagi kita harus wefie di setiap museum dan di laporin ke miminnya di Facebook/IG itu oke banget, hahaha ya secara kita itu anak gaul bet jadi narsis itu udah kayak makan nasi.

Ada nih hal yang nyebelin banget pas ikut acara ini ini, yaitu ada yang ngrobek barcode yang seharusnya menjadi salah satu syarat untuk menjawab pertanyaan. Kok ada ya yang sejahat itu ya, sampai ngrobek barcode biar team mereka bisa menang gitu? Entah mereka niatnya iseng atau memang jahat macam orang-orang yang sering gue tonton di kuasa ilahi. Gue jadi ngbayangin gimana ya mereka matinya entar, terus di bikin versi kuasa ilahi judulnya “Mempersulit Peserta jelajah museum lainnya, Orang ini susah di kebumikan” atau “Kebanyakan Ganggu peserta lain saat di Jelajah Museum, jenazah di kutuk jadi patung TMII” Wkwkwk ampun min.


Pokoknya sih ini acara keren banget deh walaupun nyari jawaban pertanyaannya lebih sulit dari pada nyari jodoh. Dan buat kaki ini pegel-pegel dan sempet mau nyerah pas di museum terakhir karena ngbayangin harus kembali ke titik kumpul yang jauh di mato. Macet pula, mobil everywhere. Semoga museum-museum lainnya selalu membuat terobosan terbaru untuk memupuk kecintaan kids jaman now dan everyone pada museum dan tentunya agar lebih menghargai sejarah. Pesan buat mimin dan panitia, tahun depan pertanyaaannya jangan banyak-banyak please, hayati lelah bang di tanyain. Walaupun bukan di tanyain kapan kawin.  Min besok menangin kita ya min, setlah di buatin tulisan ini. wkwkwk niat terselubung.

Post a Comment

7Comments

Post a Comment