Boxer, si kuda Suri tauladan Animal Farm

MS Wijaya
4




George Orwell salah satu penulis yang meurut gue cerdas banget, walau tulisannya yang udah terlampau lama banget tapi masih related banget dengan keadaan saat ini. Sejarah terulang, bisa saja bukan! Maka dari itu kita memang seharusnya mempelajari sejarah agar tidak mengulang kejadian buruk yang sama.

Gue tahu George Orwell itu saat lagi sedang tergila-gilanya sama film dan buku-buku genre Distopia yang saat ini lagi ramai di pasaran. Untuk film sebut saja seperti Hunger Games, Divergent, Maze Runner dan lainnya. Distopia ini genre yang berkisah tentang suatu sistem yang dibuat untuk kesempurnaan orang-orang di dalamnya, tapi sebenarnya nggak benar-benar sempurna bagi orang banyak, alias untuk beberapa golongan atau kalangan aja. Menurut Wikipedia, Distopia merupakan komunitas atau masyarakat yang tidak didambakan ataupun menakutkan. Sebagai cirinya adalah berkisah dimasa depan, adanya dehumanisasi, pemerintahan totaliter, bencana lingkungan atau karakteristik lainnya sehubungan dengan kemerosotan nilai secara dahsyat dalam masyarakat. Nah salah satu karya novel yang legendaris dalam membahas distopia adalah 1984 karya George Orwell ini. Walaupun gue sendiri belum baca bukunya, semoga pas gajian bisa menyisihkan untuk beli bukunya ya hehehe.

Oke kali ini gue akan membahas tentang buku lainnya karya George Orwell yaitu Animal Farm buku yang nggak terlalu tebal ini (182 Halaman termasuk Cover depan dan belakang) menceritakan sebuah peternakan milik seorang peternak bernama Pak Jones (bukan singkatan Jomblo Ngenes loh ya) yang damai dan sentosa tiba-tiba diserang oleh para binatang-binatang yang ada di peternakannya sendiri. Mereka memberontak yang di dalangi oleh Major Babi tua yang sekarat. Suatu malam si Major ini ceritanya mendapat wangsit agar para binatang-binatang di peternakan Pak Jones ini bangkit, bahwa tidak seharusnya tunduk kepada manusia. Pada awalnya memang niatan Major ini sangat baik, bahkan dibuat perundang-undangan yang apik dan benar-benar memakmurkan seluruh masyarakat peternakan. Maka terjadilah revolusi besar-besaran dengan pengusiran keluarga dan karyawan Pak Jones dari peternakan itu. Para manusia terusir, para binatang pun bersorak-sorai penuh kemenangan dan sejak itulah peternakan itu dikelola sendiri oleh para binatang. Dikomandoi para babi yang diceritakan binatang paling cerdas, karena bisa membaca dan para anjing yang siap sedia sebagai algojo apabila ada yang menentang.

Disinilah kecerdasan George Orwell dalam mengkritisi hal yang terjadi di negara-negara ini. Dimana saat para pemimpin berkuasa saling adu jotos dengan caranya masing-masing. Memperebutkan tahta bahkan dengan politik hitam (fitnah dan kebohongan yang ditujukan kepada lawan). Belum lagi adanya otoriter kepemerintahan dan mengistimewakan hak kelompokn(yang berkuasa), yang kuat yang berkuasa, dan penjajahan yang dilakukan sehingga terasa bukan lagi penjajahan.



Jika dalam kehidupan nyata, ada tokoh-tokoh seperti dalam Animal Farm, salah satunya adalah Boxer seekor Kuda Jantan yang bekerja sangat keras dan paling rajin (menggambarkan rakyat jelata). Ia terlalu percaya dengan Napoleon si babi pemimpin di peternakan itu. Kepercayannya terhadap Napoleon tak bisa dikalahkan oleh apapun, bahkan hingga ajal menjemputnya.

Seandainya gue masuk ke dalam cerita itu, gue akan membuka mata Boxer lebar-lebar agar ia bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi di peternakan, atas apa yang dilakukan napoleon. Yakni semata-mata perbudakan lainnya yang dilakukan sama seperti manusia sebelumnya. Bahkan lebih parah, karena mereka sudah dipaksa bekerja lebih keras lagi dan bayaran yang sangat rendah. Para babi benar-benar berhasil mendoktrin serta mencuci otak Boxer dan binatang lainnya.

Buku ini benar-benar membuat gue melek dengan keadaan politik saat ini, dan membuat gue makin ngeri sama dunia politik yang enuh drama dan intrik hahaha. Overall buku ini layak banget dibaca buat semua orang. GBU in heaven George Orwell.

Post a Comment

4Comments

Post a Comment