Book Review : Perfume ; Story of Murderer - Patrick Suskind

MS Wijaya
2




Kali ini gue pengen review film sekaligus buku dari karya penulis Jerman yang fenomenal yaitu Patrick Suskind. Buku berjudul Perfume : The Sory of a Murderer ini sudah banyak diterjemahkan ke beberapa bahasa sejak terbitnya. Bahkan sudah terjual lebih dari 15 juta kopi.

Gue inget banget buku ini gue baca pas jaman-jaman SMA. Dulu buku ini termasuk populer dikalangan anak asrama di sekolah gue. Dan yang punya juga sedikit. Jadi kita kalau mau minjem harus nunggu orang lain selesai. Dan itu gak tau ya, kita antrian ke berapa pokoknya boking aja ‘gue abis lo ya’ terus dijawab abis gue si anu dan sia nuk kwkwkw kan ngeselin bangat ya. Waktu itu kebetulan my roomates dapet giliran duluan, curi-curi gue baca buku ini kalau lagi dia shalat atau ke kamar mandi. Pokoknya setiap ada kesempatan, gue akan mencuri buku dan memotong antrian hahaha #ketawajahad. 

Tapi yang namanya niat jahad hasilnya selalu nggak baik. ‘Tak berkah, kata Opa’ jadilah gue nggak bisa nyelesaiin baca buku ini karena dia udah selesai dan menyerahkan tonggak peminjaman ke orang lain, bukan aku. Dan gue pun akhirnya pun nyerah karena antriannya panjang. Macam antrian nonton konser girlband korea, Blackpink. Dan sampai beberapa tahun kemudian, gue menemukan buku ini di lapak buku bekas dekat tempat tinggal gue. Dengan senang hati gue menjemput dia pulang ke rumah. 
Maka tenggelamlah gue ke dunia Jean Baptise Grenouille (Jangan dibaca Granola ya, apalagi manula).  Buku berjumlah 423 halaman ini akhirnya bisa gue nikmati tanpa menunggu antrian. Berkisah tentang seorang anak yang bisa dibilang malang, karena saat dilahirkan ia nggak diinginkan oleh ibunya sendiri. Ibunya ini seorang perempuan tukang kawin dan nggak mau nikah penjual ikan di pasar terkumuh di Prancis. Begitu JB (bukan singkatan untuk Justin Bieber loh, tapi Jean Baptise) lahir, ibunya langsung menempatkan JB ke tumpukan jeroan ikan yang berbau busuk. Ibunya berpikir JB akan mati seperti anak sebelum-sebelumnya yang ia lahirkan di kolong meja kerjanya. Tapi keinginan hidup JB sangat kuat, ia menangis dengan suara yang keras, sehingga orang-orang disekitarnya melihat JB dibawah kolong meja jualan ibunya JB.

Akhirnya JB dibawa ke gereja, sedangkan ibunya dihukum mati karena perbuatannya yang mau membunuh anaknya sendiri. Di gereja JB diasuh oleh ibu susu yang terus-terusan mengeluh karena JB makannya banyak. Akhirnya Gereja menyerahkan ke Panti Asuhan. Disanalah masa kecil JB yang pendiam dan dijauhi oleh temannya berkembang. Ia sadar akan kemampuan khususnya yaitu bisa mencium aroma dengan baik. Hidungnya adalah hidung paling sensitif di dunia. Ia bisa mengetahui uang sang pengurus Panti Asuhan, berapa kali pun disembunyikan. JB mempunyai indra penciuman yang amat luar biasa, otaknya mampu menyimpan memori tentang puluhan, bahkan ratusan ribu aroma secara spesifik dengan sangat jelas. 

Selain mampu mengendus berbagai aroma, ia mampu meramal masa depan dengan hidungnya, karena ia suka meramalkan kunjungan seseorang jauh sebelum orang itu hadir, atau kehadiran badai sementara langit pada saat itu cerah. 
 
Lahir dengan penuh kebencian dan tak di inginkan membuat hidupnya amat mengerikan. Belum lagi ia dijadikan budak di penyamakan kulit hewan milik Mansieur Grimal yang ia tahu akan tega menyiksanya sampai mati hanya karena kesalahan kecil saja. JB harus berusaha lebih keras agar terlihat berguna di matanya. 

Lengkap sudah penyiksaan dan kesengsaraan yang dialami JB. Hal itulah yang membuatnya hidup tanpa kasih sayang dan membentuk pribadi yang tertutup dan insecure. Bahkan dari sesama manusia, JB mendapat perlakuan buruk. Karena lagi secara fisik Grenouille tidak bisa dikatakan sempurna, tubuhnya yang bungkuk, pincang dan buruk rupa. 

Hobi Grenouille adalah berkelana kemana pun untuk memperkaya aroma-aroma dalam otaknya, hingga pada hari penobatan raja Prancis, ia mencium aroma yang belum pernah ia cium sebelumnya dan itu sangat menggodanya. Aroma terindah yang pernah ia hirup. Aroma itu berasal dari tubuh seorang gadis cantik, berumur 14 tahun yang berambut merah berkilau (Nggak tau apa dia pake Suns*** atau Pen****). Ia pun mengikutinya, menyergapnya dan tanpa sadar ia membunuh anak perempuan itu dengan mencekiknya. Setelah membunuh anak perempuan itu, ia menghirup aroma tubuhnya hingga tak tersisa. Itulah awal mula ia membunuh seseorang, yang kemudian menjadi candu. Untuk terus membunuh anak perempuan lainnya demi mendapatkan aroma yang memabukkan itu. Tapi ia berpikir, ia harus memiliki aroma itu untuk waktu yang lama. 

Pertemuannya Giuseppe Baldini, seorang pembuat parfume yang terkenal pada masanya itu membuat ia memiliki tujuan dalam hidupnya yaitu membuat parfume beraroma tubuh gadis berambut merah itu.ia pun belajar dari Baldini cara membuat parfume dan mengekstrak aroma-aroma, tapi ia belum puas. Karena ada beberapa metode yang belum ia kuasai untuk mengabadikan aroma, maka ia pergi ke Greasse, tempat para pembuat parfum dunia belajar. Dan terus melakukan aksi pembunuhan paling keji sepanjang sejarah. Korbannya di bunuh dan dan dikuliti kepalanya oleh JB demi mendapat estrak aroma mereka, sehingga jasad sang korban terlihat sangat lemas dan lemah seperti ikan bandeng presto. Pihak pemerintahan pun sampai kewalahan dengan kasus pembunuhan. Mereka sampai menerapkan jam malam bagi seluruh perempuan. Tapi JB selalu bisa saja mendapat celah untuk membunuh korbannya.

Perbedaan yang paling mencolok antara film dan bukunya adalah penggambaran Jb. Untuk di film terlalu tampan wkwkwk. Padahal dibukunya Jb itu buruk rupa, sampai membuat orang-orang menyebutnya monster. Sedangkan di filmnya yang dirilis pada tahun 2006 ini diperankan oleh Ben Whishaw yang mukanya hamppir mirip pemeran Shaun Murphy di The Good Doctor. 

Baldini and Grenouille
Terus yang membuat filmnya agak mengenaskan adalah bagaimana kisah para orang-orang yang sempat menampung JB. Mereka pada akhirnya meninggal, begitu JB nggak tinggal dengan mereka. Hidup Jb seakan beneran membawa kutukan. Tapi overall filmnya bagus banget, dan 80% memenuhi ekspektasi gue ketika menonton filmnya. Bagi para moms jangan deh nonton kalau ada anaknya, atau kelen jangan nonton sama orangtua apalagi mertua karena ada beberapa adegan yang kurang bagus diliat anak dan bikin canggung nantinya wkwkwk. Mulai dari pembunuhan sampai adegan vulgarnya. Apalagi pas ending duhh. Bagi pecinta thriller boleh nin nonton filmnya, soalnya ketegangan gimana si JB pas mengincar korbannya buat kita ikut deg-degan dan merindink!

Dari bocoran yang gue dapet di internet, Perfume ini udah dilirik loh sama Netflix untuk dijadikan mini series gitu. Hmmm akan bagus nggak ya saat digarap oleh Netflix seperti film garapan Netflix lainnya? Wait for it lah ya...



Downoad film Perfume Story Of A Murderer 



Post a Comment

2Comments

  1. keren nih filmya.. saya juga sudah pernah nonton hehehe.. endingnya parfum diusapkan di badan, dan semua datang mengeroyok hingga mati tak tersisa.. serunya ada adegan wik wik berjamaah hahaha

    www.ipung.net

    ReplyDelete
Post a Comment