Pagi hari sudah ku dapati handphoneku kelelahan dengan sisa tenaganya berwarna merah. Wajar saja tiap malam ia menjadi teman paling setia menyampaikan ribuan terpaan kerinduan yang menghujam dada. Bandung dan tempatku berada cukup jauh berkisar 550 KM atau jika dikonversi dengan waktu berdasakan asumsi tanpa kemacetan saja menyentuh angka 9 jam.
Namun jarak tak berarti apa-apa bagiku meski diawal merasa cemas, deretan keraguan selalu meragu dapatkan ia menjaga makna setia sebelum bertatap muka lalu mengungkap janji menjadi selalu bersama hingga maut memisahkan kita. Entah kenapa setiap kali bertukar kata dengannya aku seolah menjelma bidadari yang selalu ia kagumi dari kaki hingga ujung peniti jilbabku.
Seandainya Aa tahu aku tak sempurna seperti yang Aa sering ucapkan. Aku hanya wanita biasa dengan berbagai titik lemah yang mungkin engkau tak suka di saat kita bersua. Kelemahan paling kentara dalam diriku, entah kenapa selalu jatuh cinta oleh setiap kata yang engkau goreskan. Aa juga harus tahu sering kali wajahku memerah oleh segala tingkahmu. Terakhir kau ciptakan lagu yang hanya untukmu. Andai Aa bisa melihat wajahku sudah seperti udang rebus.
Aku tahu Aa tak mau hubungan ini tak menentu, tapi jangan nekad mengorbankan perjuanganmu di sana hanya untuk bertemu aku. Entah sudah berapa kali aku berkata tuntaskan kuliahmu lalu kita bertemu. Aku tak mengerti lelaki macam apa yang nekad membeli tiket kereta Bandung-Solo hanya sekedar membuktikan bahwa engkau sangat ingin bertatap muka. Aku tak mau bertemu bila kau datang hanya untuk pergi kembali. Aku mau engkau datang dan membawaku ke Bandung menjadikanku supervisior yang mengawasi segala tingkah lelaki nakalku, Aku mau engkau memanggilku Bunda ketika berkata di depan anak kita.
Namun jarak tak berarti apa-apa bagiku meski diawal merasa cemas, deretan keraguan selalu meragu dapatkan ia menjaga makna setia sebelum bertatap muka lalu mengungkap janji menjadi selalu bersama hingga maut memisahkan kita. Entah kenapa setiap kali bertukar kata dengannya aku seolah menjelma bidadari yang selalu ia kagumi dari kaki hingga ujung peniti jilbabku.
Seandainya Aa tahu aku tak sempurna seperti yang Aa sering ucapkan. Aku hanya wanita biasa dengan berbagai titik lemah yang mungkin engkau tak suka di saat kita bersua. Kelemahan paling kentara dalam diriku, entah kenapa selalu jatuh cinta oleh setiap kata yang engkau goreskan. Aa juga harus tahu sering kali wajahku memerah oleh segala tingkahmu. Terakhir kau ciptakan lagu yang hanya untukmu. Andai Aa bisa melihat wajahku sudah seperti udang rebus.
Aku tahu Aa tak mau hubungan ini tak menentu, tapi jangan nekad mengorbankan perjuanganmu di sana hanya untuk bertemu aku. Entah sudah berapa kali aku berkata tuntaskan kuliahmu lalu kita bertemu. Aku tak mengerti lelaki macam apa yang nekad membeli tiket kereta Bandung-Solo hanya sekedar membuktikan bahwa engkau sangat ingin bertatap muka. Aku tak mau bertemu bila kau datang hanya untuk pergi kembali. Aku mau engkau datang dan membawaku ke Bandung menjadikanku supervisior yang mengawasi segala tingkah lelaki nakalku, Aku mau engkau memanggilku Bunda ketika berkata di depan anak kita.
****
Aku sedang kelimpungan mencari seseorang yang sudah lama aku rindukan. Pertemuan perdana dengan seseorang yang jauh disana, kini hanya tinggal menunggu waktu yang akan mempertemuka kita. Kulihat hilir mudik para penumpang kereta Lodaya yang baru saja sampai di stasiun Solo Balapan bergegas keluar dari gerbongnya. Mataku dengan jeli melihat satu-satu penumpang yang turun berharap menemukan sosok Aa Gilang agar ia tak kebingungan mencari, namanun nyatanya akulah yang kebingungan ditengah-tengah orang banyak seperti ini. yah mau bagaimana lagi? beginilah nasibnya jika mencari orang yang belum kita sama sekali.
Saling mencari yang ada, walaupun sudah saling bertukar foto tetap saja ada perasaan asing dan menggelitik.
"Dek Ci kan??" seorang laki-laki menghampiriku. Aku kenal betul siapa yang memanggil namaku dengan panggilan itu.
"Aa Gilang?" hanya itu yang keluar dari mulutku. Ada rasa bahagia, haru takut menjadi satu. Rasanya ada ribuan kupu-kupu yang secara bersamaan mengepakkan sayapnya didalam perutku.
"Iyya Dek Ci, Maaf loh kalo nunggunya lama, soalnya tadi macet dijalan tadi" Candanya untuk mencairkan suasana. Aku hanya tersenyum geli mengingat mana ada kereta kena macet. Dasar.
"Aa Gilang kita makan aja dulu ya pasti laper. Katanya mau nyobain selat solo di Selat Solo Viens yang kemarin aku ceritain itu" iya salah satu makanan khas solo adalah selat solo atau biasa disebut Bistik jawa. Selat solo terdiri dari daging, telur,
sayur-sayuran seperti buncis, selada dan wortel, serta kentang goreng
yang disiram dengan kuah yang segar. Pasti Aa akan ketagihan makan selat solo itu pikirku. aku segera menuntunnya menuju Selat Dilo Viens yang tak jauh dari stasiun.
Kami mengambil tempat dipojok beruntung belum waktu makan siang sehingga tidak ramai seperti biasanya, bahkan bisa mengantri kalau sedang jam makan siang.
"Mau pesan apa mas, mbak?" tanya seorang wanita pramusaji dengan tersenyum ramah.
"Nanti aja Mbak, saya lagi nunggu teman" Jawab Aa Gilang dengan logat sundanya yang tak bisa ia sembunyikan.
Teman? Aa juga punya teman di Solo? kok dia nggak pernah ngomong soal itu?
"Kang Gilang!!" empat orang tiba-tiba menyapa Aa bersamaan dan langsung bergabung duduk ditempat kami. keningku sudah berlipat menjadi tujuh dalam hati-hati bertanya-tanya siapa mereka dan ada apa?
"Oke karena sudah kumpul semuanya jadi kita langsung mulai saja ya, jadi seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Nah sekarang saya beritahu cara kerjanya. Begini, kita harus melakukan
aktivasi dulu bila ingin bergabung. Caranya adalah dengan membeli chip
ini, seharga Rp 185.000,00/ chip. Kita boleh membeli 1 saja atau
maksimal 7 chip. Kalo langsung 7 chip, kita mendapat diskon dan bonus
lebih banyak. Enakan mana dapat bonus banyak apa dikit?"
Okehh selanjutnya diserahkan ke pembaca mungkin ada yang mau nerusin sekuelnya hihihi..
Maafkeun sayah ya aa gilang #kaburr
19 Comments
Astaga... kesian bgt perempuannya..bhwaahahahhahahhaa...
ReplyDeleteAhahaha piss
DeleteHhaaa... Bang ian dih... Ngeseliiinnn bacanya.
ReplyDeleteSabar ya Dek Ci...
DeleteOMG...tega tega tega
ReplyDeleteAhahaha memang jahat aa gil..
DeleteChip..oh jd tukang chip. ... Oh my...
ReplyDelete#bayanginsambilketawaguling2
ahahaha awas kejedot ranjang kak Saki
DeleteAku jadi MLM hahaha
ReplyDeleteAhahaha maafkeun kang #larii
DeleteAku jadi MLM hahaha
ReplyDeleteAhahahaha
ReplyDeleteNgakak poll ... sumpeh
ReplyDelete😂😂😂
Ahahaha makasih Kang Heru
Deleteahahhahaha, saya pesen 5 chip, tiga dibungkus, dua makan di tempat
ReplyDeleteBoleh uncle pedes nggak??
DeleteHahahaha,sakit perut aku, Bet
ReplyDeleteItu mahmamak aja yang kebanyakan makan
DeleteWakakaka...
ReplyDelete