Siapa yang suka film Toy Story?
Film animasi yang berkisahkan tentang para mainan yang bisa bergerak alias
hidup begitu ditinggal oleh pemiliknya dan melakukan petualangan-petualangan
menarik. Nah kalau tahu, pasti kamu akan suka dengan novel Maneken ini! novel karya SJ Munkian ini
berkisah tentang Claudia sebuah maneken berbentuk perempuan yang cantik di
sebuah toko pakaian bernama “Medilon Shakespeare” di kota Inggris merasa
terusik dengan kehadiran Meneken pria yang tiba-tiba saja memasuki etalase
utama di toko tersebut yang di kalim miliknya.
Claudia semakin sebal pada Fereli
dan berkeras untuk dipanggil Fere ini terkadang suka pamer akan kebisaanya
berbicara perancis, hal lainnya adalah ternyata Sophie sang pemilik toko
pakaian tersebut sangat perhatian pada Fere dibandingkan dirinya. Tapi perlahan
Claudia menerima kehadiran Fere dengan lapang dada, saking lapang dadanya
sampai ia merasa ada sesuatu yang aneh terjadi di dalam dadanya. Ia merasakan
benih-benih cinta, seperti manusia-manusia yang sering ia lihat di coffeeshop
yang bersebrangan dengan tokonya itu, ia sangat iri dengan pasangan-pasangan
manusia disana yang sering berpadu kasih disana. Dan tentu saja Claudia ingin
merasakan itu juga sebagi Maneken, apa bisa?
Bisa dong, terlebih Fere ternyata
punya perasaan yang sama terhadap Caludia yang akhirnya dipanggil dengan nama
kesayangan yaitu Claudy. Akhirnya mereka hidup bahagia selamanya hingga dimakan
rayap. #upss ternyata ceritanya belum selesai gaes, apalagi setelah Fere
memberi tahu awal muasal mereka diciptakan, yang ternyata mereka adalah replika
dari Sophia dan kekasihnya yang bernama Fareli juga. Claudy pun jadi merasa
sedih dan marah, karena ia merasa tidak mirip sama sekali dengan Sophie. Ia tidak
mau disamakan! Terlebih jikalau iya berarti hubungan merekapun hanya replika
semata? Ia tidak terima karena ia merasakan hal itu bukan karena dipaksakan
atau karena hal lainnya, ia yakin itu adalah namanya takdir. Bahkan dulunya ia tidak
merencanakan untuk mencintai Fere.
Konflik memuncak saat hubungan
Sophie dengan Fereli putus begitu saja, Fereli meninggalkan Sophie H-3 sebelum
pernikahannya, yang tentunya membuat meradang dan menggila sekaligus. Sophie-pun
menghancurkan Manekin Fereli yang membuat Claudy sedih dan marah, hampir serupa
apa yang dirasakan Sophie. Ternyata benar, ia hanya replika Sophie. Ia-pun harus
ikut merasakan apa yang dirasakan Sophie. Tapi itu tidak benar, ia dan Fere
adalah lebih dari itu. Mereka punya takdirnya sendiri. Bagaimakah akhir dari
kisah cinta para Maneken ini? Silahkan temukan di novel Maneken ini ya hahaha, yang
pastinya akan buat kita lebih menghargai arti sebuah rasa dan mencoba kita
untuk melihat dengan sudut pandang baru terhadap benda-benda yang selama ini
kita anggap mati.
Belum lagi diksi-diksi puitis
yang indah mengalir sepanjang novel ini, Dan yang aku suka lagi adalah kejelian
penulisnya yang pada setiap babnya diberi judul dengan tambahan ‘di’ yang
mengartikan kalimat pasif. Dari sub bab judul-judulnya bisa menggambarkan bahwa
cerita didalamnya menceritakan tentang benda mati kalau menurutku ya hehehe. Eh
iyya ada satu yang membuat aku ngrasa janggal yaitu tentang kehadiran kemeja
dengan tulisan lombok yang dipakai Fere, kalau Lombok yang dimaksud adalah Lombok
yang di Indonesia pasti akan terdengar janggal untuk setting tempat pada novel ini
yang ada di Inggris Raya.
0 Comments