Timun Emas

MS Wijaya
2


Pada suatu hari tersebutlah sepasang suami isteri yang tibnggal di sebuah desa kecil. Mereka mempunyai kebun yang luas dan rumah yang indah. Mereka tampak bahagia, namun sebenarnya tidak. Dikarenakan mereka belum dikaruniakan anak setelah hampir dua puluh tahun mereka menikah. 

Sang Istri bernama Bu Minah sedangkan sang suami bernama Pak Badrul, setiap malam mereka berdua tak lupa memanjatkan doa agar dikaruniakan anak dengan segera, mengingat umur mereka yang sudah tak lagi muda dan entah pada siapa nanti mereka akan mewariskan semua kekayaannya itu.

Hingga pada suatu malam seorang raksasa wanita yang baik hati mendengar doa mereka tanpa sengaja. Diketuklah pintu rumah Minah dan Badrul.

“Wahai manusia, aku mendengar semua apa yang kau panjatkan kepada yang maha esa. Mungkin aku bisa menjadi perantara atas doa kalian.” Ujar Raksasa wanita tersebut dengan tersenyum ramah.

“Benarkah kau bisa memberikan kami anak?” Minah tak percaya. Rasanya seperti mendapatkan angin yang segar. Sang suami hanya bisa terpaku karena tidak tahu apa yang harus ia katakan mendengar doanya akan segera terkabul.

“Tentu saja aku bisa! Tapi dengan satu syarat, setelah berumur tujuh belas tahun anak ini harus di kembalikan kepadaku.”

“Baik, kami menyanggupi syarat tersebut wahai raksasa.” Ujar mereka serempak tanpa basa-basi lagi. Sang raksasa-pun langsung memberikan satu benih timun suri yang berkilauan kepada mereka. Ia meminta mereka untuk menanam benih tersebut dan merawatnya dengan baik. 


Keesokan harinya mereka segera melaksanakan apa yang di perintahkan raksasa. Benih itu tumbuh dengan baik, setiap hari mereka selalu menyiram sesuai dengan kebutuhan, bahkan memagari tanaman tersebut takut-takut jika ada hama yang datang merusak tanaman sekaligus harapan mereka.

Setelah seminggu ditanam, benih tersebut merambat dengan lebat dan mempunyai buah-buah yang banyak dan besar. Namun ada salah satunya yang paling besar, warna-nya pun kuning keemasan sangat berkilau dan menimbulkan harum yang sangat sehingga setiap orang yang lewat di depan kebun mereka selalu bertanya jenis timun suri apa yang mereka tanam. Mereka hanya menjawab itu tanaman timun suri biasa, namun dirawat dengan baik dan penuh cinta.

Hingga suatu hari satu buah timun suri yang paling besar kini semakin besar, melebihi timun suri normal. Buahnya sebesar paha orang dewasa, segera saja mereka memetiknya dan meneliti buah tersebut dengan seksama. Tiba-tiba buah timun suri itu retak dengan sendirinya sebagaimana buah timun suri yang tengah masak. Detik kemudian mereka mendengar tangisan bayi terdengar dari dalamnya. Mereka langsung membelah timun suri tersebut dengan hati-hati, dan di dalamnya ada seorang bayi perempuan yang mungil dan cantik jelita serta kulitnya kuning langsat bercahaya seperti emas. Maka mereka memberi nama anak perempuan itu Timun Emas.

***

Singkat cerita Timun Emas tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik serta baik hati, semua orang menyukainya. Minah-pun semakin cemas karena esok adalah hari ulang tahun Timun Emas yang ke tujuh belas. Ia teringat akan janjinya pada raksasa akan menyerahkan Timun Emas pada usianya yang ke tujuh belas. Berangkatlah Minah kepada dukun setempat untuk meminta pertolongan agar Timun Emas tidak di bawa oleh raksasa tersebut. 

Maka sang dukun memberikan tiga bungkusan kecil diantaranya berisi garam, biji tetimun dan terasi. Tanpa banyak bertanya Minah langsung menerima dan tak menggubris harga yang harus di bayar untuk mendapatkan tiga bungkusan tersebut. Naluri ibunya mengatakan harus menyelamatkan Timun Emas dari raksasa tersebut.

Sesampainya di rumah ia menceritakan kejadian tujuh belas tahun yang lalu kepada Timun Emas, ia pun terkejut setelah mendengar cerita Munah dan Badrul. Ia pun menerima tiga bungkusan tersebut dan segera pergi lewat pintu belakang.

Tak lama kemudian sang raksasa datang ke rumah Minah dan Badrul untuk menagih janji mereka. Merekapun mengatakan bahwa Timun emas sedang bermain, maka Sang Raksasa di minta menunggu. Selama raksasa menunggu, Minah dan Badrul ikut lari bersembunyi di gua di tengah hutan tempat dimana seharusnya Timun Emas berada.

Sang Raksasa yang merasa curiga, akhirnya mengetuk rumah Minah dan Badrul berkali-kali namun tidak mendapatkan jawaban. Dengan penuh amarah Raksas tersebut menghancurkan rumah dan kebun milik mereka lalu berlari mengejar Timun Emas yang tengah berlari. Berkat kesaktiannya, ia bisa melacak kemana Timun emas pergi, Timun Emas-pun di temukan jadilah mereka Timun suri berlari tunggang langang menghindar dari kejaran Raksasa yang marah. Jarak antara raksasa dan Timun Emas semakin dekat, maka 

Timun Emas melemparkan bungkusan pertama kepada raksasa tersebut, yang berisi garam. Begitu mengenai raksasa tiba-tiba tanah di sekitarnya menjadi lautan dengan gelombang yang ganas. Jadilah Timun Emas selamat untuk sementara waktu, karena raksasa berhasil berenang ke tepian dan kembali mengejar Timun Emas kembali.

Kembali terdesak dengan keadaan Timun Emas melemparkan bungkusan kedua yang berisi biji tetimun, keajaiban terjadi kembali tanah di sekitar raksasa di tumbuhi timun yang lebat dan menghalau raksasa untuk mendekat. Timun emas kembali berlari, namun tenaganya sudah samai pada batas. Bulir-bulir keringat membasahi wajah dan tubuhnya. Kedua kakinyapun sudah sangat lelah. Namun raksasa lagi-lagi mampu bertahan dan tepat berada di belakang Timun Emas. tiba-tiba kaki Timun Emas keram tak bisa digerakkan sehingga ia terjatuh dan menjatuhkan bungkusan terakhir tepat di sampingnya. Dengan cepat tanah sekitarnya beribah menjadi lumpur hisap yang hitam pekat.

Tubuh Timun Emas terhisap perlahan ke dalam lumpur tersebut, tangannya mengapai-gapai ke udara kosong. Ia berteriak meminta tolong, namun tidak ada yang menolong. Kini ia hanya bisa pasrah, tak ada pilihan lagi. Ia kan mati tenggelam dalam lumpur hisap tersebut. Kalaupun selamat ia akan ditangkap oleh raksasa tersebut dan akan dimakan olehnya.

Sang raksasa yang melihat Timun Emas terhisap dalam lumpur tersebut tak disangka membantu Timun Emas untuk keluar dari lumpur hisap tersebut, tentu saja tujuannya agar ia bisa segera memakan Timun Emas. Timun Emas semakin pasrah karena bersiap akan dimakan si raksasa. Namun bukannya di makan, Timun Emas malah di dudukkan di pundak raksasa. lalu raksas bercerita bahwa sesungguhnya Timun Emas adalah anaknya. Tetapi ia dikutuk menjadi benih Timun Suri oleh penyihir jahat sesaat setelah di lahirkan.

Satu-satunya yang bisa mematahkan kutukan tersebut adalah dengan menanam benih tersebut oleh dua pasangan yang saling mencintai. Sangat di sayangkan sang raksasa tidak bisa, karena suaminya telah meninggal karena melawan sang penyihir. Dan ia juga mengatakan tentu saja ia sebenarnya ingin mengambil Timun Emas sejak ia baru keluar dari Timun tersebut, namun ia tak sampai hati. Dan menjaga kesepakatan yang telah di setujuinya oleh mereka kala itu. Setidaknya ia harus bersabar untuk mendapatkan kembali anaknya.

Begitulah akhirnya, mereka akhirnya kembali bersama sedangkan Minah dan Badrul terkurung dalam gua tempat persembunyian mereka dan dikutuk menjadi batu karena kesepakatan dengan dukun yang Minah datangi yang sebenarnya adalah penyihir jahat yang membunuh suami sang raksasa. 

Ternyata perjalanan Timun emas belum berakhir, ia harus melawan penyihir jahat untuk mematahkan kutukan tersebut sekaligus menyingkirkan kegelapan di muka bumi ini.

#ODOP #tantanganminggukedua #dongeng

Post a Comment

2Comments

Post a Comment