Nayla gelisah, hatinya tak tenang. Bagaimana pula ia akan menghadapi laki-laki itu saat ini? Apakah ia perlu menghilang seperti satu tahun yang lalu saat ia meninggalkannya? Apakah seharusnya ia menuliskan satu atau dua kalimat yang ia hapalkan saat ini juga untuk jawaban yang pasti akan ditanyakan padanya.Ia benar-benar merasa bersalah meninggalkan laki-laki itu disaat tergenting di dalam hidupnya. Disaat laki-laki itu sangat membutuhkannya ia malah menghilang bahkan menghindar darinya. Ia tahu pasti, hatinya terluka oleh sikap yang diperlihatkannya saat itu.Nayla membaca buku menu yang tergeletak manis di hadapannya.
Ia tak berniat untuk memesan apa-apa, ia hanya menyibukkan dirinya sambil menunggu laki-laki yang ia campakkan. Dengan ia memegang buku menu ini pun bisa menjadi senjata yang ampuh untuk bersembunyi jikalau ia berubah pikiran untuk tak menemuinya.Lagi pula kenapa ia harus menuruti kemauan Joel yang ingin menemuinya? Bukannya ia setahun ini sudah berusaha melupakannya. Hanya karena email joel yang kesekian kalinya dan ia melihat subjectnya yang bertuliskan 'aku ada di Jakarta, ku mohon temui aku' ia menjadi luluh dan mungkin ini saatnya untuk menjelaskan semuanya.
*****
Suara monitor detak jantung ditambah bau antibiotik menambah rasa kalut di hati Nayla. Hatinya sudah lebih tenang sejak shalat tadi. Ada rasa yng menenangkan setelah melakukan kewajiban yang telah lama ia tinggalkan. Terlebih mendengar suara bacaan Al-Quran Nur yang terdengar merdu
. Nayla mengenggam jemari Joel. Mencoba mersakan kesakitan yang Joel rasakan, air matanya kembali menggenangi kedua pipinya.
"Joel bangun, jangan tinggalkan aku" ujarnya berbisik lirih sambil menciumi tangan Joel yang masih terbaring lemah diatas ranjangnya.
Ya Allah, aku bernazar jika Engkau mengizinkan Joel sehat seperti sedia kala, aku akan meninggalkan segala keburukan yang telah mendarah daging pada diriku. Dan aku akan bertaubat untuk berada di jalan-Mu. Janji Nayla dalam hatinya. Ia tahu betul banyak sekali keburukan yang telah ia lakukan, seperti tinggal bersama dengan Joel yang bukan mahromnya, Terlebih lagi jelas mereka berdua berbeda agama. Ia juga melupakan kewajibannya sebagai muslim saat telah menetap di Paris dengan alasan sulit mendapatkan tempat untuk shalat. Nayla menjadi jijik dengan dirinyta sendiri, ia malu. Sangat malu!!
*****
"Assalmualaikum Nayla" sebuah suara berat yang sangat aku kenal.
9 Comments
Suara siapa? Orang ketiga nih?
ReplyDeleteTunggu... Ahhh aku tahu siapa ini *lalalala
ReplyDeleteAhahahaha
DeleteItu ruangan paling mengerikan yang pernah saya masuki.
ReplyDeleteahahaha saya udah biasa kesana soalnya dulu pernah kerja di RS
DeleteBang ian pernh kerja di RS?
ReplyDeletePernah empat tahun tapi jadi tukang masak
DeleteKerenn.. Ceritanya kayanya bakalan sama kaya tahajud cinta di kota New york deh hihi *sotoy😂
ReplyDeleteahahahaha belom pernah baca tuhh, kayaknya seruu.
Delete