Nggak kebayang sebelumnya nama “islam” itu begitu mengerikan
ditelinga orang-orang barat sana. Terlebih lagi setelah kejadian 11 september
di amerika yang menelan banyak korban dan meluluh lantrakkan gedung WTC.
Mereka kehilangan Ayah-ibu, adik-kakak,saudara,teman,sahabat, kakek-nenek anak-orang tua yang mereka cintai. Tanpa tedeng aling- begitu cepat kejadian itu terjadi dan meninggalkan luka yang masih membekas sampai saat ini dihati para keluarga korban bahkan seluruh dunia.
Mereka kehilangan Ayah-ibu, adik-kakak,saudara,teman,sahabat, kakek-nenek anak-orang tua yang mereka cintai. Tanpa tedeng aling- begitu cepat kejadian itu terjadi dan meninggalkan luka yang masih membekas sampai saat ini dihati para keluarga korban bahkan seluruh dunia.
Rasa
kehilangan mereka begitu dalam. Maka tak heran atau bahkan tak dapat disalahkan
pula mereka yang membenci “islam” karena sekelompok perbuatan kaumnya yang tidak
bertanggung jawab dan Agama-nya yang
menjadi kambing hitam para orang-orang tak beradab itu. Mereka mengaku berjihad
memerangi kemaksiatan yang mereka anggap bakhil. Tetapi sesungguhnya merekalah
orang-orang bakhil tersebut. Bom Bali hal serupa yang terjadi di bumi nusantara
ini dan kembali para orang-orang keji itu mengatasanamakan jihad sebagai tameng
mereka.
Tak tahukah mereka meninggalkan borok yang sulit dihilangkan
kepada keluarga seiman mereka. seumur hidup mereka dicemooh, dicaci, dipandang
sebelah mata dan dipandang keji karena perbuatan mereka hanya karena kami sama-sama
bernanung dalam agama Allah, yang kalian bawa saat berjihad dengan kekerasan.
Membaca dua buku Mba Hanum Rais dan Mas Rangga (99 cahaya dilangit Eropa & Bulan Terbelah dilangit Eropa) membuat saya sadar akan sesuatu yang harus saya lakukan atau bahkan seluruh bibit-bibit muda kaum muslim untuk menjadi “Agent Islam Yang baik” memang bukan hal yang mudah untuk kembali membangun citra baik yang telah tercoreng-moreng tak karuan. Tapi satu perbuatan baik kita sekecil apapun itu pasti sedikit demi sedikit mampu membangun kembali nama baik Islam yang damai.
Membaca dua buku Mba Hanum Rais dan Mas Rangga (99 cahaya dilangit Eropa & Bulan Terbelah dilangit Eropa) membuat saya sadar akan sesuatu yang harus saya lakukan atau bahkan seluruh bibit-bibit muda kaum muslim untuk menjadi “Agent Islam Yang baik” memang bukan hal yang mudah untuk kembali membangun citra baik yang telah tercoreng-moreng tak karuan. Tapi satu perbuatan baik kita sekecil apapun itu pasti sedikit demi sedikit mampu membangun kembali nama baik Islam yang damai.
Damai makna sesungguhnya dalam islam. Tak peduli agama-mu, berbuat baik adalah sebuah keharusan
bahkan kewajiban umat manusia untuk membuat dunia yang damai dan beradab. Untuk
menjadikan dunia ini setitik surga.
Dimana kita tak mengenal perbedaan baik RAS SUKU ataupun AGAMA. Yang perlu kita tanamkan pada diri kita adalah kita semua sama-sama Manusia. Walau berbeda bentuk secara fisikal ataupun kepercayaan dalam hati ini. Sesungguhnya kita adalah satu, sama-sama utusan tuhan yang diutus untuk membangun surga disekitarnya dengan berbuat baik bagi sesama, bertoleransi dan saling mengisi.
Dimana kita tak mengenal perbedaan baik RAS SUKU ataupun AGAMA. Yang perlu kita tanamkan pada diri kita adalah kita semua sama-sama Manusia. Walau berbeda bentuk secara fisikal ataupun kepercayaan dalam hati ini. Sesungguhnya kita adalah satu, sama-sama utusan tuhan yang diutus untuk membangun surga disekitarnya dengan berbuat baik bagi sesama, bertoleransi dan saling mengisi.
0 Comments