slider

CERBUNG - Nayla Story Bagian 1 (Night On Bataclan)



“Nayla, kau bengong lagi” Joel mengagetkanku yang tengah bengong  sendiri melihat bayanganku sendiri dari cermin meja rias. 

“Aku  nggak apa-apa kok” ujarku mencoba tersenyum. Joel dengan mesra memelukku dari belakang dan mencium tengkukku dengan lembut.

“Kalau ada sesuatu yang menganggu pikiranmu ku mohon ceritakan padaku? Bukankah aku calon suamimu?” bisiknya di telingaku. 

“Bukan apa-apa, hanya masalah kecil Joel. Lihat ada jerawat kecil di bawah daguku” bohongku sambil memperlihatkan jerawat kecil yang memang baru tumbuh. Tapi bukan itu sebenarnya, ada masalah yang lebih besar dari itu.

“Let me see. hemm its not a big deal, dear” ujarnya sambiil memamerkan senyuman lebarnya yang selalu berhasil membatku ikut tersenyum. 

“Jangan lupa ya malam ini di bataclan, we will rock!!” Joel mengingatkan bahwa malam ini kita akan menonton konser Band metal kesayangan Joel. Joel mengecup keningku lalu pergi ibekerja seperti biasanya. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku  mencoba mengilangkan sesuatu yang mengganjal dihatiku sekembalinya aku dari Indonesia.

*****

“Yu, nggak netep aja lagi di Indonesia?” ujar Andin adikku yang paling bontot di malam terakhirku sebelum kembali ke paris. 

“Udah betah disana Din, Lagi pula disini buat apa?? Malah bikin sakit hati” jawabku sambil mengingat kenangan masa lalu yang menjadi alasanku kabur ke Negeri orang. Berharap kenangan itu pergi, namun kenangan itu bagaikan hantu yang datang kapan saja dan selalu menyesakkan hati.

“Mbakyu belum bisa nglupain Mas Rizki ya??” tanya Andin polos, kalau saja bukan adik sendiri mungkin aku akan menjambak rambutnya sekarang. Aku sudah tak ingin mendengar nama laki-laki itu lagi. 

“Sudah lupa Din, tapi sakitnya masih ada” jawabku malas.

“Hihihi maaf ya Mbak” ujarnya lagi, sepertinya ia senang melihat reaksiku yang berubah cemberut karena mendengar nama Rizki. 

“Udah ahh jangan ngomongin dia lagi, kamu sejak kapan pakai kerudung panjang kayak gitu?” aku mengalihkan pembicaraan. 

“Sejak kapan ya?? Sejak tahu kalau rambut itu aurat yang wajib di tutp mbak”  jawab Andin, sambil menyisir rambut sebahuku dengan lembut. Dulu aku yang sering menyisir ranbutnya sebelum berangkat sekolah. Tapi kini ia tak perlu lagi repot menyisirnya karena ia sudah menggunakan jilbab lebarnya. 

“owhh” 

“Mbakyu kapan mau nutup auratnya juga?? Kata Pak Ustad, kerudung itu tamengnya muslimah. Untuk menghindari fitnah. Tapi yang lebih penting, biar bapak nggak masuk neraka karena ulah kita. Emangnya Mbakyu mau bapak masuk neraka karena kita nggak nutup aurat kita? Soalnya itu tanggung jawab bapak memberi tahu anaknya untuk menutup aurat” jelas Andin panjang lebar. Aku tertegun mendengar ucapan Andin. Sepertinya itu sebuah tamparan bagiku, aku merasa tidak pantas menggunakan pakaian suci itu.  

Bapak meamang sudah tiada sejak aku lima tahun yang lalu, ia sakit keras. Apa Bapak akan masuk neraka karena ulahku yang tidak menutup aurat dengan semestinya. Aku tahu Ayah sering mengingatkanku akan hal itu. Namun aku hanya menganggapnya angin lalu saja.

Bersambung..

(Males bikin tokoh lain jadi nglanjutin pake tokoh Nayla & Joel di Cerpen "SENJA ITU" dan "BEGIN AGAIN"

#OneDayOnePost

Post a Comment

7 Comments

  1. Waah wah.. Lumayan bagus mas. Hayohh masih banyak typo. Nama sebuah band harus pake huruf kapital depannya ya.
    Utk penulisan dialog mungkin bisa diperbaiki lagi Mas Ian.

    Keep writing.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe iyya mbak April Makasih masukannya :D

      Delete
  2. semangat bang ian...ditunggu lanjutannya

    ReplyDelete
  3. semangat bang ian...ditunggu lanjutannya

    ReplyDelete
  4. Aku kelewatan banyak tulisan bang bet. Ah kesel. Btw nama tokoh emang bikin pusiang pala awak yah. Hahahhaha

    ReplyDelete