Selamat malam
teman-teman, karena hari ini bagian gue jadi nara sumber (wkwkwk apaan sih sok
keren banget) untuk bedah buku minggu ini jadi mohon perhatiannya ya(Maklum
Jomblo jadi minta diperhatiin mulu). Oke jadi malam ini gue akan membedah(Tapi lebih tepatnya ngresensi soalnya gue belum selesai bacanya) buku
Red Queen, salah satu buku yang entah kenapa mencuri perhatian gue banget pas
lagi di gramedia, berhubung udah jauh-jauh ke gramed tapi buku where she went
yang dicari stoknya lagi habis, jadilah kita milih salah satu buku disitu.
Sebenarnya tadinya mau ngambil buku “The Circle” karena sempat liat trailer
filmnya yang coming soon tapi berhubung harganya melebihi budget jajan buku
bulan ini maka gue urungkan dan melirik buku dibawahnya yaitu si RED QUEEN.
Judul
: Red Queen (Red Queen #1)
Penulis : Victoria Aveyard
Penerjemah : Shinta Dewi
Penerbit : Penerbit Noura Books
Terbit : Cetakan pertama, April 2016
Tebal : 516 halaman
Penulis : Victoria Aveyard
Penerjemah : Shinta Dewi
Penerbit : Penerbit Noura Books
Terbit : Cetakan pertama, April 2016
Tebal : 516 halaman
Setelah baca
sinopsis belakangnya dan shalat istikharah langsung deh ke mbak-mbak kasir yang
manis buat minta nomer telponnya, #ehh buat bayar bukunya deng. Mana berani gue
wkwkwk. Next, Buku ini berkisah tentang dimana dunia dibagi menjadi dua ras,
yaitu ras berdarah perak dan ras berdarah merah. Dimana Ras berdarah perak ini
adalah penguasa dan akan begitu selamanya, konon katanya ras berdarah perak ini
adalah keturunan para dewa, sehingga kaum perak mempunyai kekuatan
layaknya mutan di X-Men ada yang bisa mengendalikan besi, api, si tangan
besi(kuat), Penumbuh(tanaman) dan lain sebagainya. Sedangkan kaum merah adalah
ras rendahan yang kerjanya hanya akan terus menjadi pelayan, tentara atau
bawahan bagi kaum perak. Karena mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa jadilah
kebanyakan mereka menjadi seperti itu. Bahkan saat remaja yang sudah menginjak
umur 18/17 tahun pria atau wanita punya
kewajiban untuk ikut berperang (bagi mereka yang mengangur/jobless) yang tengah
berkecamuk di suatu daerah yang tak pernah ada habisnya(gue disini ngbayangin
suriah). Ibaratnya mah wajib militer dan sayangnya sudah banyak korbannya yang
nggak kembali.
Disinilah cerita
dimulai Mare, seorang wanita tomboy yang satu tahun lagi akan masuk ke
medan perang menyusul ketiga kakak laki-lakinya yang sudah terlebih dulu ke
medan perang. Mare hanya bisa pasrah karena ia tidak pandai dalam apaun kecuali
satu yaitu mencopet. Salah satu keahliannya yang bisa ia banggakan.
Konflik dimulai saat Kilorn, sahabat kecil Mare yang tadinya mempunyai
pekerjaan menjadi pengangguran karena tuannya meninggal dunia pada malam yang
tragis, sedangkan umur Kilorn sudah seharusnya dikirim ke medan perang tinggal
menunggu hari saja sang petugas membawanya pergi. Mare yang tahu bahwa Kilorn laki-laki yang lemah atau
tidak sekuat ketiga kakaknya merasa iba dengan Kilorn karena bisa jadi baru
masuk ke medan perang ia akan langsung menjadi korban.
Datanglah Mare dan Kilorn kepada seseorang pedagang gelap yang pastinya bisa menyelundupkan Kilorn dan dirinya agar terbebas dari kewajiban tersebut. Setelah didesak mereka akhirnya setuju akan menyelundupkan mereka berdua ke kota yang aman agar terbebas dari kewajiban sekaligus kutukan itu tapi syaratnya ia harus memberikan uang yang cukup besar bahkan sangat besar bagi mereka berdua. Mare berpikir keras untuk mendapatkan uang tersebut, namun mencopet selama dua tahun pun tak akan cukup jika mencopet di desa kumuhnya ini. Kecuali ia mencopet di kota para kaum perak yang bergelimangan harta dimana-mana. Adik Mare yang sedang magang di sebuah toko kerajinan tangan, sekaligus kebanggan tersendiri bagi keluarganya itu karena ia satu-satunya yang bisa bekerja dibandingkan kakak-kakak lainnya(Menjadi tulang punggung Keluarganya). Ia pun meminta adiknya untuk mengajak ke kota kaum perak untuk mencopet disana ,sayangnya kejadian nahas terjadi sehingga mereka gagal dan membuat tangan adiknya Mare patah dan menjadi pengangguran pula.
Datanglah Mare dan Kilorn kepada seseorang pedagang gelap yang pastinya bisa menyelundupkan Kilorn dan dirinya agar terbebas dari kewajiban tersebut. Setelah didesak mereka akhirnya setuju akan menyelundupkan mereka berdua ke kota yang aman agar terbebas dari kewajiban sekaligus kutukan itu tapi syaratnya ia harus memberikan uang yang cukup besar bahkan sangat besar bagi mereka berdua. Mare berpikir keras untuk mendapatkan uang tersebut, namun mencopet selama dua tahun pun tak akan cukup jika mencopet di desa kumuhnya ini. Kecuali ia mencopet di kota para kaum perak yang bergelimangan harta dimana-mana. Adik Mare yang sedang magang di sebuah toko kerajinan tangan, sekaligus kebanggan tersendiri bagi keluarganya itu karena ia satu-satunya yang bisa bekerja dibandingkan kakak-kakak lainnya(Menjadi tulang punggung Keluarganya). Ia pun meminta adiknya untuk mengajak ke kota kaum perak untuk mencopet disana ,sayangnya kejadian nahas terjadi sehingga mereka gagal dan membuat tangan adiknya Mare patah dan menjadi pengangguran pula.
Di malam yang menyedihkan itu Mare bertemu seorang pelayan istana dan ia
berkeluh kesah padanya, padahal ia orang itu tidak ia kenal sama sekali. Namun pelayan
istana yang iba itu, memberikan dua keping uang yang senilai dengan jumlah uang yang
bisa dibayarkan pada pedagang gelap yang menjanjikan kebebsan untuknya dan
kilorn bebas dari tugas. Pulanglah Mare dengan senang dan bisa tidur dengan
tenang. Namun paginya ada kejadian mengejutkan yaitu Mare dipanggil ke istana
untuk menjadi pelayan disana, Mare berpikir pasti itu semua berkat pemuda yang
ia temui semalam. Ia harus berterima kasih kepada pemuda itu.
Namun tak disangka ternyata pemuda itu adalah pangeran penerus takhta kerajaan perak selanjutnya(oke sampai sini klise banget yak). Kebetulan saat itu sedang dilangsungkan acara pemilihan ratu yang akan nantinya menjadi pendamping pangeran. Uniknya pemilihan ratu disini bukan dengan cara beradu cantik, namun beradu kekuatan. Masing-masing ratu dari beberapa klan mempertunjukkan kebolehan mereka. hingga pada kontestan terakhir yang menyebabkan kericuhan yang melibatkan si Mare yang saat itu menjadi pelayan di acara tersebut. Dan karena kericuhan yang terjadi itu kehidupan Mare tak sama kembali, karena tak disangka Mare memiliki kekuatan petir yang maha dahsyat dan membuat setiap mata terbelalak dan bertanya-tanya siapa sebenarnya pelayan merah itu sehingga mempunyai kekuatan sehebat itu. Oke sampai disitu dulu sinopsisnya capek juga ngtiknya loh. (yang baca juga capek gue rasa ahahaha).
Namun tak disangka ternyata pemuda itu adalah pangeran penerus takhta kerajaan perak selanjutnya(oke sampai sini klise banget yak). Kebetulan saat itu sedang dilangsungkan acara pemilihan ratu yang akan nantinya menjadi pendamping pangeran. Uniknya pemilihan ratu disini bukan dengan cara beradu cantik, namun beradu kekuatan. Masing-masing ratu dari beberapa klan mempertunjukkan kebolehan mereka. hingga pada kontestan terakhir yang menyebabkan kericuhan yang melibatkan si Mare yang saat itu menjadi pelayan di acara tersebut. Dan karena kericuhan yang terjadi itu kehidupan Mare tak sama kembali, karena tak disangka Mare memiliki kekuatan petir yang maha dahsyat dan membuat setiap mata terbelalak dan bertanya-tanya siapa sebenarnya pelayan merah itu sehingga mempunyai kekuatan sehebat itu. Oke sampai disitu dulu sinopsisnya capek juga ngtiknya loh. (yang baca juga capek gue rasa ahahaha).
Yang unik dari si Victoria Aveyard adalah mengambil genre dystopia yang
saat ini sedang maraknya. Genre semacam ini sebenarnya udah cukup lama kalo
googling di google sih katanya yang mempelopori genre kayak gini sih dimulai
dari Hunger Games, baru disususl The maze runner, Divergent dan lainnya. Tapi ternyata
sejak dulu udah ada macam buku 1984 dan Brave New World.
Buku-buku Genre Dystopia |
Dehumanisasi
Terjadi kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan. Ini bisa kita
lihat dalam bentuk kekerasan yang bisa kita lihat dalam aksi kejam dalam The
Hunger Games atau pun aksi kekerasan di Divergent Kalau dalam Red Queen Sendiri terlihat dimana desa tempat tinggal Mare yang kumuh dan pembedaan Ras berdarah perak dan darah merah.
Pemerintah
tiran
Kecenderungan pemerintah yang mengendalikan warga negaranya
kental banget dalam cerita distopia. Dari luar mungkin keadaannya terlihat
baik-baik saja, tapi sebenarnya banyak yang merasa tertekan. Victoria Aveyard dibukunya menggambarkan bagaimana kaum perak semena-mena memperlakukan kaum merah dengan menjadikan mereka hanya sebatas pelayan atau budak.
Kerusakan lingkungan
Tidak jarang cerita distopia diawali oleh bencana besar yang
menghancurkan alam. Ini biasanya disebabkan oleh radiasi nuklir atau habisnya
sumber daya alam. Ini membuat keadaan jadi serba terbatas dan kadang sangat
miskin.
Nah begitulah singkat ceritanya tentang Genre Dystopia yang saat ini sedang marak dibuat oleh kebanyakan penulis luar Negeri. Sebagai penulis Victoria cukup cermat mengambil genre baru ini sesuai keinginan pasar. Namun ada beberapa kekurangan yang ada di Buku Red Queen ini, yang pertama karena tterlalu banyak tokoh atau klan di dalam buku ini Victoria tidak membuat Glosarium atau setidaknya footnote yang menjelaskan lebih dalam lagi tentang klan-klan yang ada sehingga kadang kita bingung. Kedua yaitu Victoria terlihat merangkum beberpa ciri khas kegiatan yang ada dibuku-buku sejenis macam Hunger Games, dimana diadakan Jumat sakral yang memperlihatkan para kaum perak saling beradu kekuatan sehingga menimbulkan kengerian dimata kaum merah dan meredakan niat mereka untuk memberontak pada kaum perak. Walaupun demikian Si Penulis tetap cerdik dengan membuat teka-teki yang buat kita penasaran dan unpredictible. Over All ini keren dan menghibur banget menurut gue sendiri, membuat kita lebih menghargai keragaman yang ada disekitar kita. Karena perbedaan bukan untuk dimusuhi tetapi untuk diberkahi, dengan perbedaan kita bisa belajar hal baru. Thanks yang sudah mampir kesini, kalau mau bukunya silahkan ambil bukunya ditoko buku terdekat, tapi jangan lupa bayar dikasirnya (dan mintain Nomer teleponnya ya :) ).
1 Comments
Lanjutin kakak...
ReplyDelete