Kemajuan teknologi
dalam bidang telekomunikasi saat ini semakin maju, terlebih dengan adanya media
sosial semacam Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya. Awal kemunculan media-sosial
pun adem ayem, digunakan sebagai mana mestinya media sosial. Yaitu tempat
bertemu kawan lama atau bertemu orang-orang baru yang jauh disana.
Sekarang kita bisa lihat Media sosial menjadi sarana saling ejek, saling bully,
terlebih sejak adanya meme yang sering kali menjatuhkan orang-orang atau tokoh.
Mungkin bagi sebagian orang menganggap itu lucu, tapi kalau menurut saya pribadi itu sangat
mengganggu. Sama saja itu seperti istilah lempar batu sembunyi tangan. Coba beranikah
mereka mengatakan langsung di depan orangnya?? terlebih lagi banyak akun-akun yang hanya menjadi penyebar kebencian. Mengajak orang lain untuk
ikut membenci, dengan menyebar-nyebar fitnah.
Seperti yang
terjadi saat ini, dua kubu pembela paslon gubernur DKI seperti saling membuka
borok masing-masing. Sedih rasanya setiap lihat komentar yang ada, ada segala
bawa-bawa kebun binatang sampai perkataan yang tidak pantas. Untuk apakah semua
itu?? Dengan saling hujat, saling hina, saling gunjing, saling fitnah. Apa bisa
memenangkan pilkada dengan seperti itu?? Ini akibat kita terlalu cinta pada sesuatu
berlebihan hingga membela mati-matian tanpa akal dan pikiran atau karena
membenci sesuatu secara berlebihan hingga merasa hanya ia yang benar.
Itu namanya berlebih-lebihan pernah dengar quotes dalam satu cerpen Dee yang mengatakan “Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.” Dalam sebuah hadits-pun mengatakan:
Itu namanya berlebih-lebihan pernah dengar quotes dalam satu cerpen Dee yang mengatakan “Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.” Dalam sebuah hadits-pun mengatakan:
Ø£Øبِب ØبيبَÙƒ هونًا ما، عسى أن يكونَ بغيضَÙƒ يومًا ما وأبغِض بغيضكَ هونًا ما عسى أن يكونَ ØبيبَÙƒ يومًا ما
"Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya,
boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan,
bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia
akan menjadi orang yang engkau cintai.” HR. Muslim (II/37 an-Nawawi).
Disana jelas menganjurkan kita untuk mencinta dan
membenci sewajarnya, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan(Al-An’am:141
& Al-A’rah:31). Maka dari itu cobalah untuk menjadi sesorang yang lemah
lembut perangainya, boleh membenci, boleh mencinta namun masih dalam tahap
wajar. Gunakan teknologi-pun dengan cerdas, jangan cepat tersulut emosi karena
tiba-tiba melihat postingan ini-itu. Perlu di ingat saat ini banyak penyebar
berita bohong atau hoax. jangan menjadi orang bodoh yang percaya begitu saja pada berita yang tiba-tiba muncul sebelum kebenarannya terungkap apalagi sampai di share.
2 Comments
Ya ya, benar sekali Mas ian... Yuk bijak menyikapi.
ReplyDeleteTulisan keren....suka suka..
ReplyDelete