Bagaimana bila hati ini telah memilihmu untuk menduduki singgah sana hati ini? Dan bagaimana pula bila namamu telah terpatri dalam hati ini? Sehingga tak ada lagi celah yang tersisa untuk yang lain. Semuannya telah tertata rapi nan indah untukmu.
Bila aku harus menunggu seribu tahun untukmu aku akan menunggunya. Bagiku seribu tahun tak ada artinya, bila toh akhirnya aku dapat bersamamu. Rasa ini begitu menginginkan untuk berada disampingmu. Sehingga tetesan air mata kadang terjatuh karena meraung menyebut namamu.
Bahkan dalam mimpiku saja, tetap tak dapat kugapai dirimu. Seakan alam bawah sadarku sendiri mengkhianatiku. Ikut bersekongkol dengan takdir tuhan yang tak menginginkan aku dan dirimu bersatu.
Bila memang ini titah sang tuhan, aku ingin sekali mempunyai keberanian seperti Iblis yang membangkang menentang keinginn Tuhan yang memerintahkan dirinya untuk tunduk pada sang Adam. Atau memang Iblis telah menguasaiku dengan membutakan mataku, sehingga dirimu hanyalah satu-satunya cahaya yang menyala dalam gulita?
Berulang kali kucoba berpaling darimu dan mencari sosok lainnya. Tetapi hati ini tetap tak dapat berpindah begitu saja. Hati ini selalu memihakmu.
Engkaulah yang selalu memenangkan hatiku, meskipun berulang kali pula luluh lantak tertimpa badai atau terbakar oleh rasa cintaku sendiri. Ia akan kembali utuh keesokan harinya dan semakin besar rasa ingin memilikimu. Tak peduli akhirnya akan sama, menjadi harapan nol besar.
2 Comments
Yaaaah... Aku baper Mas Ian. 😢
ReplyDeleteSuka sama kata2nya
asikk akhirnya bisa bikin orang baper juga nih hahaha
Delete