Judul : King's Cage (Red Queen #3)
Penulis : Victoria Aveyard
Tebal : 688 halaman
Penulis : Victoria Aveyard
Tebal : 688 halaman
Butuh waktu lama untuk nyelesaiin
baca buku yang satu ini, buku ketiga dari seri Red Queen. Bukan kerena
tebelnya, walaupun tebelnya hampir 700 halaman sih. Tapi karena waktu yang
nggak memungkinkan gue untuk namatin baca buku ini. Selain karena harus ngerjain
Skripsi dengan kecepatan penuh, di kantor kerjaan juga nuntun gue harus kerja extra.
Belum ditambah kegiatan lainnya. Oke langsung aja gue ngreview buku King’s Cage
ini.
Siapapun yang udah ngikutin Red
Queen pasti nunggu kelanjutan kisah Mare Borrow di seri ketiganya ini, karena
penasaran gimana nasib si Mare yang akhirnya menyerahkan diri ke Maven orang
yang dicintai sekaligus dibenci. Cinta dan benci memang hanya beda sedikit
banget ya, makannya janagn terlalu mencinta karena akhirnya ia akan berubah
menjadi benci. Begitupun sebaliknya.
Pada bab-bab awal kita akan
disuguhin kisah si Mare Borrow yang menjadi tahanan Maven sang raja belia, yang
cinta mati sama Mare tapi gak bisa memiliki. Agak ngbosenin sih diawal memang,
gimana si Mare disiksa dan dikorek informasinya lewat Samson Klan Pembisik
yang bisa masuk ke pikiran kita. Menguak rahasia-rahasia yang kita sembunyikan.
Bahkan sampai menyiksa kita dengan ingatan-ingatan mati-matian sudah kita
lupakan. Bayangin aja nih Klan pembisik jadi mantan kita, pasti deh dia bakalan
ngbayangin kita dengan kenangan-kenangan indah ahahaha.
Next di petengahan bab kita bisa
memantau gerakan Barisan Merah yang masih di gawangi Farley dkk melalui sisi
Cameron, Gadis Darah baru yang mampu menetralkan(Sama sepeti kaum Arven)
kekuatan Perak maupun Darah Baru lainnya. Barisan Merah berencana untuk
menaklukkan Corvium salah satu pusat basis militer milik kerajaan Norta. Dan
mereka berhasil mendapatkannya berkat kerjasama dan komando dari Cal.
Sampai pada bab-bab terakhir,
dimana makin seru aja nih. Terutama
penyerangan Barisan Merah dan sekutu pada hari pernikahan Maven dengan Putri
dari Kerajaan Lakelander negara sekutu yang tadinya menjadi musuh bebeuyutan
Norta. Pertempuran sengit terjadi di kerajaan api putih, hingga akhirnya Mare
dibebaskan setelah pertempuran sengit dengan Samson sang pembisik yang membuat
Mare dan Maven saling menyerang bergantian.
Anyone can betraye Anyone itu adalah quotes yang di awal-awal
gemborin dalam Red Queen dan masih terngiang-ngiang di kepala gue, tapi gue
selalu lupa sehingga gue terkecoh. Mungkin inti cerita yang mau di kemukakakan
oleh Victria Aveyard adalah anyone can
betraye anyone. Setiap orang bisa mengkhianati siapapun!! Dalam trilogi ini
kita memang di suguhi pengkhianatan demi pengkhianatan. Dan kenapa gue selalu
menyebut buku ketiga? Soalnya di buku ketiga ini gue belum menemukan ending
yang final. Entah kalau memang Victoria akan menyudahinya sampai sini. Kalau
menurut gue sih ini bukan ending yang di cari pembaca, dan gue harap masih ada
kelanjutannya. Agak kecewa sih sama dua pangeran Tiberias yang dicintai Mare.
Mereka sama-sama mengkhianati Mare di saat Mare (dan gue) berharap akan ada
happy ending di antara mereka berdua setalah hala-hal yang sudah mereka lalui.
But apalah Mare bagi mereka kan??? Mare hanya bidak yang bisa di korbankan
untuk kepentingan mereka. So buat yang berharap ini adalah tentang kisah gadis
biasa yang akan menemukan pangeran impiannya, kalian akan sedikit kecewa. Yang belum baca review Red Queen dan Glass Sword silahkan klik di tulisan yang di bold.
0 Comments