Apasih yang kebayang di kepala
kita kalau mendengar kata museum? A bored
place, with old stuff. Yeah i think so guys lol, kita cuma bisa ngliatin
benda-benda dalam kotak kaca atau barang-barang yang di jaga dengan pagar
rantai. Belum lagi beberapa museum yang pencahyaannya di buat remang-remang,
mungkin ceritanya untuk menambah kesan betapa tua dan rapuhnya barang-barang
disana. Tapi menurut gue malah jadi creepy banget, jadi seperti tempat uji
nyali hahaha, kalau di luar negeri kan (yang gue liat dari TV) museum tuh full
of light, alias terang gitu kan jadi kita bisa ngliat dengan detail
barang-barang yang ada.
Pokoknya museum itu sesuatu yang
nggak banget deh buat di kunjungin, apalagi untuk kids jaman now! Tapi nggak
kalau dibuat game yang super seru, dimana kita harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan scan barcode untuk dapat point. Well itulah yang
dilakukan TMII(Taman Mini Indonesia Indah) dalam acara Jelajah Museum hari
minggu lalu(29/10/17). Jadi jelajah museum ini kita di minta membuat satu
kelompok yang terdiri dari empat orang, dimana kita di haruskan pergi dari satu
museum ke museum lainnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah di
susun dalam aplikasi khusus untuk acara ini.
DI setiap museumnnya kita
menjawab beberapa pertanyaan, yang jawabannya itu harus kita cari di dalam
museum itu sendiri. kebayang kan gimana hectic-nya para peserta lari
kesana-kemari nyari jawaban dari keterangan-keterangan di setiap bendanya. Jadi
kita di ajarkan untuk membaca dengan teliti dan lebih peka, asik hahaha. Kalau
penjaganya lagi baik, mereka bantuin kita jadi kita tinggal duduk di depan
mereka dan nanyain jawabannya, semacam metode wawancara hahaha.
Bukan hanya di tuntut harus
pintar dengan pengetahuan dan ketelitian dalam membaca nih, kita di tuntut
harus lincah bergerak cepat dan tentunya harus fit, karena setelah menyelesaikan
pertanyaan-pertanyaan di museum satu, kita baru di kasih tahu kemana tempat
selanjutnya(melalui aplikasi tersebut). Jadi kita memang harus fit banget! You knowlah
TMII itu kan luas banget, kita harus berjalan kesana-kemari membawa alamat,
namun yang ku temui bukan dirinya sayang... yang kuterima alamat palsu...(asikk
nyanyi dulu kita bang).
Iyuuppp, kita harus berjalan,
atau malah musti berlari agar mengejar waktu yang di tentukan. Sebenarnya di
bolehin sih sama panitia untuk membawa kendaraan pas acara ini, tapi hari
minggu itu TMII full banget, alias macet jalannnya. Bukannya mempercepat, malah
memperlambat kita yang ada. Bukan game kalau nggak ada hadiahnya!! Acara Jelajah
Museum ini-pun punya seabrek hadiah yang menggiurkan jiwa dan raga, sekaligus
penyemangat kita. Pokoknya dedek rela deh bang, di suruh lari-lari nyari alamat
kayak ayu tung-ting asalakan di kasih 3 juta wkwkwk. Para pesertanyapun nggak
para orang dewasa, bahkan kayaknya anak SD-pun ada deh yang ikutan. Ada gitu
kan bocah-bocah SMP namain grupnya “Generasi Micin” yawla, bukan nama aja generasi
micin tapi mereka pakai aksesoris micin beneran di pundak mereka yang 500-an
lagi harganya. Jawab pertanyaan oke, di suruh jalan menyusuri jalan hidup yang
berliku-liku pun oke ditambah lagi kita harus wefie di setiap museum dan di
laporin ke miminnya di Facebook/IG itu oke banget, hahaha ya secara kita itu
anak gaul bet jadi narsis itu udah kayak makan nasi.
Ada nih hal yang nyebelin banget
pas ikut acara ini ini, yaitu ada yang ngrobek barcode yang seharusnya menjadi
salah satu syarat untuk menjawab pertanyaan. Kok ada ya yang sejahat itu ya,
sampai ngrobek barcode biar team mereka bisa menang gitu? Entah mereka niatnya
iseng atau memang jahat macam orang-orang yang sering gue tonton di kuasa
ilahi. Gue jadi ngbayangin gimana ya mereka matinya entar, terus di bikin versi
kuasa ilahi judulnya “Mempersulit Peserta
jelajah museum lainnya, Orang ini susah di kebumikan” atau “Kebanyakan Ganggu peserta lain saat di
Jelajah Museum, jenazah di kutuk jadi patung TMII” Wkwkwk ampun min.
Pokoknya sih ini acara keren
banget deh walaupun nyari jawaban pertanyaannya lebih sulit dari pada nyari
jodoh. Dan buat kaki ini pegel-pegel dan sempet mau nyerah pas di museum
terakhir karena ngbayangin harus kembali ke titik kumpul yang jauh di mato. Macet
pula, mobil everywhere. Semoga museum-museum lainnya selalu membuat terobosan terbaru
untuk memupuk kecintaan kids jaman now dan everyone pada museum dan tentunya
agar lebih menghargai sejarah. Pesan buat mimin dan panitia, tahun depan
pertanyaaannya jangan banyak-banyak please, hayati lelah bang di tanyain. Walaupun
bukan di tanyain kapan kawin. Min besok menangin kita ya min, setlah di buatin tulisan ini. wkwkwk niat terselubung.
7 Comments
Lucu kak, generasi micin haha
ReplyDeletehahaha iyya and them proud lol
DeleteHihihi... betuuulll...lelah sangat
ReplyDeletebetul-betul-betul...
Deletekids jaman now mah ke museum cuma buat selfie doang bang wkwkwk
ReplyDeleteSeru bangeeet 😍
ReplyDeleteandai aku bisa ke museum 😌😌 pasti bakalan selfi tiap saat
ReplyDelete