slider

K-Drama Pinocchio





Para pengidap sindrom pinokio adalah orang-oragg yang nggak bisa berbohong. Setiap mereka berbohong, mereka akan cegukan tanpa henti sampai ia mengatakan hal yang sesungguhnya. Begitulah inti dari film drama berjumlah 20 episode ini.

Episode pertama dibuka dengan masa saat kedua pemeran utama di SMA yaitu Choi Dal Po (Lee Jong Suk) dan Cho iIn Haa (Park Shin Hye). Dimana Choi Dal Po mengikuti kuis yang ada di televisi untuk melawan teman satu kelasnya Yang saat itu di daulat menjadi siswa terpintar. Choi Dal Po mengikuti kuis itu karena ingin membuktikan bahwa ia tidak curang sama sekali, dalam tes psikologi yang diadakan minggu lalu untuk perwakilan yang mengikuti kuis tersebut.

Dari sanalah mulai dibongkar masa lalu Choi Dal Po yang menyakitkan, dimana masa kecilnya merenggut kedua orang tuanya dan ia juga harus kehilangan kakak laki-lakinya. Diceritakan Choi Dal Po adalah korban kekejaman media. Ayah Choi Dal Po dikatakan sebagai tersangka yang menjebak anggotanya (petugas kebakaran) untuk mati dalam kebakaran pada sebuah pabrik. Sedangkan Ayahnya Choi Dal Po masih hidup, ia berhasil lolos dan kabur begitu saja membiarkan anggotanya mati terbakar disana. Fitnah itu dipicu oleh salah satu pengidap sindrom Pinokio yang bersaksi melihat Ayah Choi Dal Po Kabur disekitar TKP.

Gara-gara rumor tersebut dan media yang memberitakan, seolah-olah Ayah Choi Dal Po lah yang menyebabkan korban-korban yang meninggal tersebut. Sehingga masyarakat begitu membenci keluarga mereka. Bahkan di pasar para pedagang menolak menjual barang-barangnya kepada ibu Choi Dal Po. Choi Dal Po dan kakaknya pun tak kalah mendapatkan perlakuan yang memilukan hati, yatu mulai dari di lempari telur hinga dicaci maki. Sedangkan ayahnya belum ada kabar sama sekali apa masih hidup atau sudah mati.

Sampai pada suatu tekanan yang tak bisa ditahankan lagi oleh ibu Choi Dal Po, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya bersama Choi Dal Po kecil dengan menceburkan diri ke laut. Nahas ibu Choi Dal Po meninggal, sedangkan Choi Dal Po selamat karena diselamatkan oleh seorang nelayan namun ia terpisah jauh dari kakaknya yang saat itu ditahan di kantor polisi karena menyerang reporter Song Cha Ok, reporter yang menyebarkan berita bohong tentang ayahnya.

Sejak itulah ia membenci dunia pertelevisian terlebih lagi seorang reporter, namun ungkapan dunia ini sempit berlaku untuk Choi Dal Po. Ia harus tinggal bersama seorang kakek pikun yang menganggap Chio Dal Po sebagai anaknya yang sudah meninggal. Kakek pikin ini mempunyai anak  lagi dan seorang cucu. Yang ternyata, menantu dari kakek pikun ini adalah reporter yang sangat ia benci yaitu Song Cha Ok. Jadilah ia begitu membenci Chi In Ha namun berusaha menahannya dan menyembunyikan kebenciannya tersebut.

Beberapa tahun kemudian diceritakan Choi Dal Po malah terjebak dalam dunia reporter, dimana ia harus menjadi reporter untuk membuktikan apa yang dibicarakan Song Cha Ok tentang seorang Pinokio tidak bisa menjadi reporter dan bagaimana seharusnya menjadi reporter itu. Dan tentunya ia ingin membalaskan dendam pada Song Cha Ok dengan menjadi Reporter. Kakak Choi Dal Po ternyata juga ingin melakukan balas dendam pada Song Cha Ok denga rencana pembunuhannya.

Disatu sisi lagi, setelah ia menjadi reporter, ia dihadapkan dengan kasus yang serupa dengan yang terjadi oleh ayahnya dulu. Tapi kali ini yang terlibat adalah temannya saat di SMA dulu. Dimana ia dijadikan kambing hitam atas kebakaran tersebut, sehingga bukannya dicari penyebab kebakaran malah, media mencari-cari siapa yang patut disalahkan dalam musibah itu. Choi Dal Po dan Choi In Ha pun akhirnya melakukan investigasi untuk mengusut kasus tersebut dan mulai membuka tabir-tabir dibalik kasus tersebut dan mendapatkan hal yang mencengangkan.



Film ini akan membuat sesak di dada pada episode pertamanya, aura kebencian dan kesedihan begitu terpancar di dalamnya membuat kita pasti akan terjebak dalam drama korea ini. Walaupun cukup terbilang lama, yaitu sudah keluar tahun 2014 lalu. Tapi FIlm ini patut untuk di jadikan tontonan yang menarik. Melalui film ini juga kita diajarkan betapa hebatnya peran media dalam menggiring opini-opini publik dari yang kebohongan menjadi fakta. Dari yang desas-desus menjadi kasus. Benar-benar mengerikan. 

Cocok untuk di tonton di masa sekarang, yang sedang jaman-jamannya menggunakan black campaign, menyebar kebencian, menyebarkan fitnah dan menyebar hoax. So kita bisa belajar bagaimana seharusnya bersikap pada berita yang beredar saat ini. Kita harus cek kebenarannya, jangan malah ikut memblow-up berita yang belum jelas juntrungannya.

Post a Comment

0 Comments