Aku sudah putus asa untuk berusaha untuk melupa.
.
.
Karena sesungguhnya yang aku butuhkan bukan untuk melupakanmu.
Tetap bisa mengingatnya, namun merasa baik-baik saja.
.
.
Ada kenangan yang menurutku indah, tapi mungkin bagimu biasa saja.
Atau malah kau tak ingat sama sekali hal itu pernah ada.
.
.
Aku harus memakluminya.
Bukan salahmu, itu salah dipihakku.
.
.
Tapi sebaris namamu yang muncul di gawaiku (Secara tak sengaja),
selalu bagai tusukan belati yang menghujam tepat ke jantung.
Sakitnya bukan main.
.
.
Mampuslah aku disiksa oleh kenangan lalu.
.
.
Seandainya aku bisa mengetikkan Huruf H dan I tanpa spasi.
.
.
Mungkin akhirnya kita akan melakukan percakapan basa-basi,
bertanya tentang kabar dan nostalgia masa-masa kita.
Itu pun kalau kau mau mengingatnya.
.
.
Ahh bayang masa lalu itu lagi, kini memenuhi kepalaku.
.
.
Hi sebaris nama, yang membuat hariku kacau balau.
.
.
Tahukah kamu? .
.
Hari ini aku lelah, dicabik-cabik masa lalu.
.
.
Subang, 9 Januari 2019
0 Comments