slider

Gundala - Film Superhero Indonesia Terkeren Tapi...



Gundala, superhero Indonesia. Satu kalimat untuk pembuka review kali ini, "Bangga Indonesia akhirnya bisa punya film superhero yang keren macam ini."

Yeahh bangga banget, walau ada beberapa koreksi dari aku sebagai penonton biasa yang menyukai film superhero sejak masih ingusan. 

Yang belum nonton sebaiknya menyingkir,  dan cukup baca sampai sini aja. Karena gw akan spoiler parah wkwkw. 

Gundala ini berkisah tentang seorang anak buruh pabrik, bapaknya yang buruh pabrik ini pejuang bagi kaumnya. Tragedi membuat ayahnya meninggal dibunuh oleh orang nggak dikenal. 

Lalu ibunya,  setahun setelah ayahnya meninggal.  Pergi yang janjinya sehari,  tapi malah nggak kembali(mirip lagunya Pakde Didi Kempot yang liriknya Janji lungo mung sedelo
Jare sewulan ra onoPamitmu naliko semonoNing stasiun balapan solo
Jare lungo mung sedeloMalah tanpo kirim wartoLali opo pancen nglaliYen eling mbok enggal bali....." heii malah keasyikan nyinya :(

Menyerah ibunya yang tak kunjung datang,  ia akhirnya pergi dari rumah,  ke Ibu kota,  padahal ibunya aja udah kejam. Malah pergi ke Ibu kota, nggak tau apa pepatah mengatakan "Ibu kota lebih kejam dari ibu sendiri" bener aja kan dia tambah menderita, sempat dipukulin sama anak-anak sesama pengamen. Sampai kupingnya di silet-silet pakai tutup botol, yang sudah dipipihkan, lalu dijadikan alat musik kecrekan sederhana. 

Beruntung dia ketemu Awang,  anak laki-laki yang entah darimana itu muncul membantu Sancaka Melawan mereka yang tadi mengeroyoknya. Dan Alhamdulillah Awang menang,  dan membawa Sancaka ke tempat aman sampai mengajarinya bela diri.  Seperti namanya Awang,  dia mengawang-awang pergi pada suatu malam dan meninggalkan Sancaka sendiri. 

Singkat waktu Sancaka sudah besar,  tidak seperti hatchi yang masih mencari ibunya. Dia sudah mencoba melupakan ibunya, walau sering muncul di mimpinya. Ingat pesan Awang, kalau mau selamat jangan pernah mau ikut campur dengan urusan orang lain. Maka sebisa mungkin dia menghindari segala urusan ikut campur dari hal-hal ketidakadilan di depan Matanya.  Disatu sisi, ada teman kerjanya yang selalu mengingatkan tentang keadilan "Gak ada gunanya hidup,  kalau pedulinya sama diri sendiri." begitu kira-kira seingat otakku yang jenius ini. 

Akhirnya dia tergerak juga,  mau ikut campur urusan orang lain(kayak netijen di sosmed) terutama tentang ketidakadilan disekitarnya. Dimulai dengan tetangganya yang sering kedatangan preman tukang nagih hutang disingkat rentenir. 

Ternyata para preman yang kalah itu punya dendam sama Sancaka sehingga mereka membalas dendam dengan membawa banyak preman untuk menghabisi Sancaka di tempat kerjanya(hemm itu preman apa Nyi Pelet ya,  pendendam amat..) akhirnya Sancaka kalah dan dilempar dari atas gedung,  mati dong tentunya si Sancaka. Tapi tiba-tiba petir nyamber dia beberapa kali.  Membangkitkan dia dari kematian(Dokter boleh ckba nih,  kalau nggak ada alat pacu jantung) nah uniknya ini dari kecil si Sancaka udah sering banget jadi inceran petir. Gak tau deh kenapa si petir suka sama ini anak,  kurang dijelasin atau guenya nggak perhatian pas dijelasin. 

Kebangkitan kembali Sancaka dari kematiannya membuat dia punya kekuatan super walau belum di eksplore,  intinya dia kuat kayak wolverine,  kalau abis terluka sembuh lagi(Pengen deh punya kekuatan kayak gitu,  biar hati yang mudah terluka ini mampu dengan mudah terobati). 

Disatu sisi film ini juga mengisahkan Si pengkor, penjahat utama di film Perdana ini. Pengkor ini anak yatim piatu yang punya masa lalu kelam,  yang menjadikannya bengis dan berusaha menguasai pemerintahan dengan berbagai macan koneksinya. Ia mengakomodir para yatim-piatu, lalu dijadikan senjata untuk memperlancar segala tujuannya. Salah satunya dijadikan pembunuh-pembunuh handal. 

Sebagai pembuka bagi universe bumi langit,  film ini keren. Dan membuat kita pastinya akan menunggu film selanjutnya. 

Beberapa koreksian dari aku yang fana ini ini,  karena yang abadi bukunya eyang Sapardi. 

TOKOH-TOKOH DI DALAMNYA MASIH KURANG DI EKSPLORE. 

Tokoh pendukung macan ayahnya Sancaka,  ibunya dan Awang masih belum di eksplore terlalu dalam ceritanya yang membuat saat mereka hilang rasanya biasa aja dan malah menimbulkan tanya sebenarnya mereka itu siapa sih?  Kok bisa gitu?  Bikin nggak konsen deh pokoknya,  terutama Awang. Apakah dia utusan dewa yang menjaga Awang kecil? Sampai akhir film  aku masih bertanya-tanya. Karena nggak dijelaskan lagi siapa Awang,  dan aku berharap di film selanjutnya dijelaskan. Sampe gue tuh menyangka-nyangka,  jangan-jangan si ini nih si Awang pas udah gedenya,  atau ini nih, pasti dia deh. Dan aku tidak mendapatkan apa-apa diakhirnya,  sampai gue diusir tukang bioskop nya karena menunggu penjelasan siapa Awang. Barang kali di credit tittle di jelasin wkwk


Di penghujung film kita akan menyaksikan Sancaka bertarung melawan musuh-musuh yang tak lain adalah anak asuh dari Si Pengkor. Saking banyaknya gue nggak bisa ngitung ada berapa(ini sih lebay aja gue) . Pokoknya banyak,  walaupun nggak sampai ratusan kayak wafer. 

Kehadiran mereka tampak mubazir aja gitu,  padahal kalau dilihat dari latar belakang mereka pas muncul itu udah keren banget dan aku yakin bisa di eksplore lebih dari itu,  bukan hanya jadi samsak sekali pakai untuk menunjukkan betapa hebatnya Gundala. Karena kita butuh musuh yang keren juga,  bukan hanya pahlawan luar biasa. Pas adegan pengenalan mereka,  serasa nonton Suicide Squad-nya versi Indonesia. 

PLOT HOLE EVERYWHERE

Ya gue ngerasa ada banyak plot hole yang lumayan banyak,  macam Awang yang gue sebut diatas tadi. Tapi gue maklumin karena ini film universe,  berharap ada penjelasannya di film-film berikutnya. Karena sekarang gue masih berasa digantungin. Siapa coba yang tahan digantungin kayak gini terus?  Aku sih nggak!!

Post a Comment

5 Comments

  1. Aku nonton tapi gak bisa nulis review sekeren ini.

    ReplyDelete
  2. bener banget tentang banyaknya plot hole. bikin mikir keras setelah nonton, berharap terjawabkan di film-film selanjutnya nanti.

    ReplyDelete
  3. Maunya ga baca spoilernya, tp apa daya sdh kadung baca...hihihi
    Tp akan kubuktikan review ini dgn mendonlot film gundala 😁

    ReplyDelete
  4. Karena belum nonton, kayaknya udah dikasih saran disini tapi penasaran nonton kaka jadinya, plusssss menikmati bahasa sederhana yang dirangkum apik supaya mudah dipahami

    ReplyDelete