slider

Misteri Nyanyian Telimbai - Nina Saingo

 


Dulu waktu sekolah SMP sampai SMA itu di sekolah boarding school yang  muridnya berbagai pelosok Nusantara. Bahkan sampai negara tetangga kayak Malaysia, Singapore, Timur Leste sampai Afrika Selatan. Kalau dulu pikiran gue cuma kebayang wah ternyata setiap daerah punya makanan yang berbeda dan logat ngomongnya pun berbeda. Karena dulu emang kan mereka tuh yang setiap pulang dari liburan atau setiap bulan bisa dapat kiriman makanan dari daerah masing-masing buat mengobati rasa rindu sama kampung halamanan terutama orang rumah.

Tapi begitu lulus dan gabung ke beberapa grup kepenulisan, dan sempat ada tantangan buat menuliskan tulisan dengan lokalitas dan budaya daerah masing-masing gue jadi banyak tahu ternyata ada kebudayaan yang unik loh ternyata di setiap daerah. Seperti yang di dalam buku “Perempuan yang menangis kepada bulan hitam” yaitu tradisi menculik anak peremuan untuk dinikahi. Jujur pertama kali baca itu bukan dari buku Mba Dian Purnomo, tapi dari salah satu cerpen yang ditulis oleh Kak Lisa Pingie Salah satu teman di Reading Challenge Komunitas ODOP (RCO). Sedangkan gue sendiri yang asal-usulnya gak tahu dimana karena tinggal selalu nomaden dan emang nggak pernah pulang ke kampung ke rumah nenek atau kakek itu bingung sendiri. Sempat ngerasa hilang identitas sih, siapa sebenarnya gue itu? Gue itu orang yang akan diem sejenak untuk memilih jawaban apa yang harus dijawab setelah ditanya “Asalnya dari mana?” itu salah satu pertanyaan yang paling berat  sebelum ada pertanyaan “Kapan nikah!” karena gue pun nggak tahu, mau jawab Jawa ya tapi gue nggak bisa bahasa jawa, mau bilang subang, itu sekedar domisili orangtua gue yang merantau di sana. Dan gue ternyata lahirnya di Jakarta. Boleh nggak kalau gue nyebut diri ini bule? Hahaha sampai sekarang gue kalau ditanya asala mana, gue jawab tergantung yang nanya orang mana.

Nah dari perasaan gue yang merasa terasing itu, gue jadi menghargai banget adanya keragaman budaya. Betapa beruntung orang-orang yang mempunyai pengetahuan atau akar yang kuat pada suatu budaya atau tempat lahirnya. Dan gue jadi suka lokalitas dalam literatur, suka banget kalau udah menyangkut cerita yang membawa budaya dari setiap daerah. Seperti buku yang baru gue baca ini, dari Kak Nina Saingo. Misteri Nyanyian Telimbai, novel petualangan anak yang mencoba memecahkan teka-teki untuk menyelamatkan kampungnya dari para Suanggi Ana, makhluk menyeramkan seperti monster yang terkenal di daerah Alor, Nusa Tenggara Timur.

Sinopsis Misteri Nyanyian Telimbai


Rudolf seorang anak laki-laki, harus pulang ke kampung halaman kakek tercintanya yang meninggal. Dengan segera Rudolf dan kedua orangtuanya pulang ke Kampung Puimang. Atmosfer kesedihan pun sangat terasa di kampungnya karena Kakek Rudolf ini salah satu tetua yang sangat dicintai di sana karena kebaikannya. Namun bukan hanya kesedihan yang dirasakan Rudolf, sebagai salah satu anak yang diberi kelebihan (bisa dikatakan Indigo) Rudolf merasakan ada sesuatu yang buruk sedang mengintai di kampungnya itu. Benar saja apa yang ditakutkannya terjadi, Suanggi Ana datang memperlihatkan sosoknya dan mengancam akan mengutuk satu kampung Rudolf menjadi batu kalau Rudolf dan dua saudaranya (Vania dan Juan) tidak bisa memecahkan teka-teki yang mereka berikan. Maka dimulailah petualangan Rudolf, Vania dan Juan mencari jawaban kenapa Suanggi yang diutus para leluhur mereka marah.

 

Petulangan ala Animasi Disney & Pixar

Setelah membaca buku ini langsung membayangkan, bagaimana kalau novel ini dijadikan film animasi seperti Moana, Frozen atau Encanto. Karena buku ini bisa saja dijadikan film animasi seperti itu. Punya keajaiban sendiri dari budaya yang diangkat di novel ini. “Waww ternyata Indonesia, punya loh cerita semacam itu” pokoknya udah ngbayangin gimana cantiknya Putri Obo, sang putri dari Raja Rusa. Betapa menyeramkannya Suanggi. Dan petualangan mereka yang penuh tantangan dan ajaibnya ritual dari nyanyian telimbai ini.

Satu yang aku kurang suka dari buku ini adalah tokoh Juan yang cengeng, bisanya nangis doang :v bikin kesel wkwkwk, dan Rudolf yang pemberani malah kadang terbawa emosi ikut nangis si Juan.

Series petualangan Rudolf

Ternyata Rudolf ini punya series nih, sebelum buku ini ada cerita tentang Rudolf berpetualang bersama Juan dan kakeknya yang menceritakan Lao Mauni. Mitos asal Pulau Kenari yang menceritakan kutukan dua saudara yang sering bertengkar. Lalu ada juga buku nya satu lagi yang berjudul “Petualangan Rudolf di Pulau Kenari” aku belum tahu ini tentang apa karena belum baca bukunya. Nanti deh ya aku baca dulu hahaha. Dan ada juga seri lainnya yang ada di Wattpad Kak Nina. Kak Nina Saingo banyak menulis buku anak atau cerita anak, seperti Hokkay Mahensa Nife, Kisah Hewan Endemik NTT dan yang paling terbaru adalah Petulangan di Dunia bawah laut.


Post a Comment

1 Comments

  1. Hai, Kak...terima kasih sudah menguasai buku beta. Menantikan juga karya kakak selanjutnya.

    ReplyDelete