![]() |
Kau tak pernah tau bukan? aku-pun lebih terluka. |
Dan lagi-lagi kita tak berbicara atau sekedar bertegur sapa.
Kita sama-sama saling berbicara pada nurani yang terasa hampa.
Berharap kata-kata yang kita ucap dalam dada dapat keluar dan sampai pada sang empunya.
Tapi, itu hanya fiksi belaka sama halnya berharap bulan bisa berbicara.
Kau dan aku tak jua mampu berkata.
Sesekali kau berpaling kearahku dengan tatapan penuh luka.
Seakan-akan akulah pendosa yang membuat dirimu menderita.
Saat itu pula kuingin merengkuh tubuhmu agar kau mengerti apa yang kurasa.
Apalah lagi itu artinya saat kau berjalan menjauh.
Bagaikan kapal yang terus bersauh.
Tanpa menoleh sedikit kepadaku yang kian rapuh.
Kau kembali pergi berlari dan aku hanya bisa pasrah.
Meski harus menangis darah dan nanah,
Rasanya kau akan tetap pada pendirianmu yaitu cukup dengan satu kata "PISAH"
‪#‎SetiapHariMenulis‬ ‪#‎OnedayOnePost‬ #untukutang
Tapi, itu hanya fiksi belaka sama halnya berharap bulan bisa berbicara.
Kau dan aku tak jua mampu berkata.
Sesekali kau berpaling kearahku dengan tatapan penuh luka.
Seakan-akan akulah pendosa yang membuat dirimu menderita.
Saat itu pula kuingin merengkuh tubuhmu agar kau mengerti apa yang kurasa.
Apalah lagi itu artinya saat kau berjalan menjauh.
Bagaikan kapal yang terus bersauh.
Tanpa menoleh sedikit kepadaku yang kian rapuh.
Kau kembali pergi berlari dan aku hanya bisa pasrah.
Meski harus menangis darah dan nanah,
Rasanya kau akan tetap pada pendirianmu yaitu cukup dengan satu kata "PISAH"
‪#‎SetiapHariMenulis‬ ‪#‎OnedayOnePost‬ #untukutang
2 Comments
Hiks hiks...srooot *bersihin air mata Dan ingus dengan tissue*
ReplyDeleteNihh tissue sepatu *eehhh
Delete