Tuhan, aku ingin bercerita.
Cerita tentang kehidupan yang kau berikan padaku.
Tentang skenario-Mu yang begitu indah untuk kumainkan.
Dan tentunya aku yang menjadi pemeran utama didalamnya.
Aku tahu naskah-Mu yang kau berikan padaku dulu adalah yang terbaik untukku.
Dan aku telah menghapalnya diluar kepala.
Namun terkadang ingatanku lumpuh dan melupakan semua naskah itu.
Bahkan rasanya hingga kini, aku sudah benar-benar lupa akan semua.
Hingga aku sesekali begitu khawatir, cemas serta curiga akan apa yang ada dihadapku nantinya.
Namun mungkin memang sudah seharusnya seperti itu.
Karena membaca novel untuk yang kedua kalinya tentu saja tak seasik yang pertama bukan??
Tangerang, 18 February 2017
12 Comments
Keren....
ReplyDeleteKarena membaca novel untuk yang kedua kalinya tentu saja tak seasik yang pertama bukan??
Setuju...
Ahahaha makasih bunn :D
DeleteWah hebat nih puisi. Menyentuh. Ternyata banyak naskah Tuhan yang sudah lupakan.
ReplyDeleteMakasih Pak Parto
DeleteSuka.
ReplyDeleteMakasih Kak Irma sudah suka dan mampir :D
DeletePenghayatannya .. demeeeen
ReplyDeleteAsikk berasa lagi ikutan dangdut akademi :v
DeleteEaaaa :D
DeleteAhahahaha
DeleteSippp suka berpuisi ko bet
ReplyDeleteAhahaha aku lagi males mikir lama-lama mak jadinya buat puisi aja
Delete