Langit kini mendung.
Siap menangisi bumi yang kian carut marut.
Aku hanya menyaksikannya dari balik jendela yang berembun.
Walaupun tak berair mata, kini akupun tengah berduka.
Tangisan dalam hati, dan itu lebih menyiksa.
Setiap air mata yang mengalir seperti air cuka yang langsung dituangkan pada luka.
Belum puaskah kau membuatku merasa tak ada lagi yang tersisa untukku?
Belum puaskah kau membuatku kembali merasa sendiri?
Silahkan kalau kau belum puas dengan itu semua!!!
Silahkan Hancurkan aku hingga berkeping-keping laksana kaca.
Silahkan kau cabik-cabik diriku seperti kertas.
Silahkan kau kembali untuk menghancurkan diriku.
Namun aku akan tetap kembali bangkit.
Bangkit dari tanah dan berdiri tegak laksana pencakar langit yang siap mengoyak langit.
#OneDayOnePost
Jakarta, 1 Maret 2017
Inspired by Demi Lovato song Skyscraper
8 Comments
Wuih... Puisinya emosional banget...
ReplyDeleteMantap...
Ahahaha lagi esmosi ceritanya nih saya bang
Deletebaiklah, akan ku hancurkan dirimu.hha
ReplyDeleteKeren Bang Ian, puisinya bernyawa banget.
Makasih Mba Dymar :D You awesome too..
DeleteSaya nyerah kalau nulis puisi ....
ReplyDeleteHarus belajar banyak dari mas Ian nich
aku juga mas nyerah kalau nulis tentang sejarah. Sama-sama belajar ya kang :D
DeleteWaww... Sukaa Mas ian...
ReplyDeleteNyuon kak Ci ci, ehh bener gak sih bahasa jawanya makasih begitu :v
Delete