Ayam jantan belum juga berkokok ditengah dinginnya subuh yang menggelayut.
Embun pagi perlahan membasahi dedaunan, rerumputan dan membuat lembab tanah sehingga tercipta aroma pagi yang menenangkan, pantas saja malaikat datang berlomba-lomba ke bumi di subuh hari.
Tak sekedar menjalankan perintah Rabb-Nya. Mereka pula ingin merasakan subuh. Permulaan hari baru, dimana layaknya permulaan penciptaan dunia.
Dari kegelapan pekat, menjadi kelabu. Perlahan jingga, menguning lalu menjadi biru.
Bulan pun terkadang begitu enggan melewatkan peristiwa subuh yang maha indah.
Sehingga ia
terlihat semacam kesiangan. Ia hanya tak mau melewatkannya.
Cicit-cicit kecil dari segala makhluk dunia, seakan menjadi alunan lagu.
Serupa bisikan, namun itu tasbih.
Tahmid, memuji sang pencipta.
“Dan Dialah yang memulai penciptaan itu, kemudian Dia
mengembalikannya/mengulangi kembali ciptaan itu, dan mengulangi itu
lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Mahatinggi di langit dan bumi, dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Kembali lagi datang pagi.
*(Q.S. Ar-Ruum [30] : 27)
2 Comments
Sukaaa
ReplyDeleteNuhun bunn 🙏🙏
ReplyDelete