Seperti ini ternyata rasanya
tenggelam, dadaku terasa terbakar. Pemandangan dari bawah sini ternyata tak
segelap yang aku bayangkan. Cahaya lampu jalan yang temaram membuat aku bisa
melihat keadaan diatas sana. Bau busuk menyengat memenuhi hidungku karena air
sudah berhasil masuk ke seluruh lubang di wajahku. Rasanya tidak enak sekali,
tanganku menggapai-gapai namun sia-sia. Tak ada sesuatu yang bisa ku gapai
selain udara kosong malam, dasar sungaipun tak bisa ku jejaki. Aku memang tidak
bisa berenang dan selalu menghindar jika di ajak ke tempat wisata air dan aku
benci air tentunya. Jadi disinilah, akhirnya aku akan mati dengan cara yang ku
benci, selamat tingal dunia selamat tinggal semua.
***
“uhuukk...uhukk..” aku terbatuk,
dadaku masih terasa terbakar. Kepalaku benar-benar penng dan berat. Pandanganku-pun
masih buram tidak bisa dengan jelas melihat orang di depanku kini yang
sepertinya sejak tadi mencooba mengeluaran air yang sudah memenuhi perutku
dengan tamak.
“Kamu baik-baik saja??” ujarnya,
suaranya lembut dan femilier. Aku menajamkan mataku yang masih terasa perih
sekali. Perlahan penglihatanku kembali pulih dan dapat melihat orang di
depanku. Seorang wanita, dan aku kenal dia. Hasna!! Ya tuhan, apa aku sudah
mati?? Dan aku berada di surga?? Bodoh mana mungkin orang mati yang bunuh diri
bisa masuk surga?? Tapi kenapa Hasna disini? Bukankah Hasna saat ini sedang ke
Australia ikut suaminya yang bekerja sebagai anggota kedubes disana?
Mungkinkah aku masih berada dalam
alam batas hidup dan mati? Hingga aku memproyeksikan orang yang ku cintai??
“Haloo... apa kamu baik-baik saja
mas?” ujarnya lagi, kini mukanya cemas.
“ahh, iyya jika maksudmu setelah
hampir mati tenggelam” jawabku menundukkan kepalaku tak berani memandang wajah
itu, apalagi kini ia sudah bersuami. Aku memandangi lingkungan di sekitarku,
merasa akrab dengan suasana ini tapi rasanya asing. Sepeti dejavu!
“Mari saya bantu” ia membantuku berdiri.
“Kamu sepertinya baru ya disini? Saya
baru pertama kali melihat kamu disini!”
“eehhh... sebenarnya aku ada
dimana?? Aku hanya ingat semalam aku tercebur ke sungai. Dan bamgun-bangun
sudah berada disini. Mungkin arus sungai membawaku kesini” bohongku, aku tak
mungkin mengatakan kalau aku habis terjun ke sungai untuk bunuh diri. Terutama pada
seorang wanita yang mirip dengan Hasna, aku tahu ia bukan Hasna. Karena ia tak
mengenaliku sama sekali.
“Selamat datang di Samasta... oh
iyya perkenalkan saya Kesha” ia memperkenalkan diri dengan riang. Aku terkejut
dan mematung sejenak tak percaya apa yang barusan aku dengar. Bukan samasta
yang membuatku terkejut, tapi nama wanita disampingku ini, kesha!! Aku kenal
betul siapa dia kalau ia benar-benar Kesha. Ia ciptaanku, Kesha Ardenia Putri
salah satu tokoh rekaanku. Hasil dari imitasi Hasna yang ku tuangkan dalam
cerita dan tak pernah usai.
Bersambung.. (Cerita sebelumnya di Pada Suatu Hari)
Sumber gambar : https://id.pinterest.com/pin/450993350162767035/
14 Comments
heeee, keren.. nunggu sambungannya, jd penasaran
ReplyDeletemakasih mbak Dwi
DeleteWaaah tokoh ceritanya sampai keluar gak tahan sama bau air kalideres. Keren... Bang Ian, ditunggu lanjutannya.
ReplyDeletewkwkw siapp...
DeleteWaaah tokoh ceritanya sampai keluar gak tahan sama bau air kalideres. Keren... Bang Ian, ditunggu lanjutannya.
ReplyDeleteCerbung yaa, ditunggu part selanjutnya kak.
ReplyDeleteSiap Kah :D terimakasih sudah mampir..
Delete👍 lanjutkan, serasa baca novel gratis
ReplyDeletesipp hehehe
Deletewuihhh~
ReplyDeletengapa put??
DeleteMasuk dalam novelnya sendiri.....
ReplyDeleteyuhuuu
DeleteSedikit masukan aja kak, ada beberapa kata yang typo. Salah satu nya "penng" :)
ReplyDelete