Aku sudah bersiap.
Tangan kananku memegang pena,
Sedangkan yang kiri Menopang bukunya.
Tapi pena-ku terdiam.
Tak mampu menari,
Untuk menuliskan puisi tentang hujan di luar.
Atau bahkan dirimu duhai sang pujaan.
Aku Sudah berhenti mengharap sebenarnya.
Berharap akan dirimu, yang tak seharusnya.
Karena Kau,
Bukan seseorang yang di takdirkan(untukku).
Bukan seseorang yang satu garis dalam pertalian.
Sulit, sudah jelas!!
Bagaimana bisa aku melupakan,
Begitu saja hal-hal tentangmu.
Semuanya begitu indah dan menyenangkan.
Hingga...
Rasa ingin memiliki datang mengambil alih.
Merebut semua kebahagiaan menjadi dengki.
Menjajah hati, hingga terasa tersakiti.
Sudahlah, bukankah akuingin melupakan??
Mohon maaf untukmu yang nanti menjadi pendampingku.
Karena pernah mencintai seseorang selain dirimu.
Bertemu dengan seseorang yang bukan dirimu, untuk kurindu.
Jakarta, 27 November 2017.
(catatan dalam transjakarta yang sepi)
2 Comments
Tuliskan semia rindu hingga tak bersisa untuk dirasa hati. Kemudian akan kita temui, bahwa rindu-rindu semu itu hanya bertahan dalam jeda spasi, sedangkan hati telah rapi untuk menyambut tamu yang datang nanti 😅
ReplyDeleteyuhuu bersih bersih dulu mau ada tamu wkwkwk
Delete