Baru aku tahu kini apa sebenarnya
jodoh itu, Sebuah pertalian yang tak memilih ataupun dipilih. Bertemu begitu
saja tanpa harus mencari ataupun dicari. Terhubung seakan ada tali tak kasat
mata yang saling menjalin tanpa ada yang bisa memutus atau menghubungkan dengan
yang lainnya. Sederhana dan terjadi begitu saja. Seperti aku dan dirimu, satu
pasang manusia yang ditakdirkan untuk bersama dalam kehidupan yang sementara.
Aku ingat betul pertama kali kita
bertemu,kau tertawa sedang aku menangis karena hanya itu yang bisa kulakukan.
Kau menatapku dengan takjub, membelai rambutku yang masih basah akan air
ketuban. Dengan hati-hati kau menimang tubuh mungilku seakan aku adalah
porselin yang rapuh, matamu terlihat berkaca-kaca tak percaya bahwa aku anak
laki-laki yang kau idamkan setelah kedua anak perempuan yang kau lahirkan
sebelumnya. Terlebih lagi setelah kau gagal mempertahankan anak lelakimu yang
belum sempat kau lahirkan. Jemari kecilku langsung mengenggam erat jari
telunjuk yang kau tujukan kepadaku. Rasanya hangat dan menenangkan, ini
sentuhan pertama kita. Setelah sembilan bulan lamanya kita terpisah oleh
selapis hijab yang memisahkan dunia didalammu dan dunia dalam dekapmu.
Ingatkah engkau saat mengajari
kaki mungil ini untuk mulai melangkah? Tentu saja kau ingat bukan. Bagaimana
mungkin kau bisa lupa. Perlahan kau membiarkanku berdiri terlebih dahulu,
menguatkan ancang-ancang sebelum melangkahkan satu kaki ke depan. Sedang kedua
tanganmu siaga dan awas berjaga jikalau aku akan terjatuh. Sesekali aku
terjatuh, bahkan seringkali dan membuatku merasa jera namun kau menguatkan
bahwa aku bisa dan mengatakan bahwa kau akan selalu ada disini. Aku-pun percaya
dan akan terus percaya kau akan selalu ada, tanpa aku minta.
Ternyata benar kata Sang
Pencipta, aku kelak akan dijaga oleh seorang malaikat bernama Ibu. Asalkankan
kau tahu betapa takutnya aku saat itu, terpilih untuk di turunkan kebumi.
Menjadi tak berdaya serta terbatas dalam jasad yang lemah. Perjalanankupun di
mulai saat ruhku ditiupkan dalam rahimmu, bersemayam disana, merasakan detak
jantungmu dan detak jantungku yang perlahan berdenyut. Kemudian mulai
menendang-menyundul dengan tungkai lemah, yang malah membuatmu girang bukannya
marah.
Ibu malaikat yang menjadi
tamengku untuk melewati dunia yang kejam. Bahkan saat sebelum aku benar-benar
dalam penjagaanmu, engkau sudah rela bertaruh antara hidup mati. Menanggung
biang dari segala kesakitan hanya untukku, orang asing yang entah nanti akan
berbakti atau hanya menambah beban hidupmu.
You are my sunshine, my only sunshine You make me happy when skies are gray |
#TANTANGANODOPKE5 #CINTAPERTAMA #ONEDAYONEPOST
14 Comments
ajib...cinta petama cinta sejati....Ibuuuu
ReplyDeleteHahaha iyo pak
DeleteKeren...
ReplyDeleteMakasih kak Ayu
DeleteMbrebes mili
ReplyDeleteOpo kui bun??
DeleteWaw.. cocok sama tema Hari Ibu...
ReplyDeletehahaha kapan hari ibu emang mas??
DeleteJadi kangeen mommy, pas yah situasinya
ReplyDeletePas aja atau pas banget??
DeleteKangen ibu
ReplyDeletesama hua hua hua
Deletenahhh ibu emang the best mas, coba ibu suruh baca. pastiiii air mata akan banjir
ReplyDeletejangan dong, entar buku aku basah semua kalau banjir
Delete