slider

Save Part 1



Kata orang kalau kita akan mati, kita akan melihat kilasan-kilasan yang tak masuk akal. Seperti yang kurasakan saat ini, aku melihat pria tampan tengah berteriak-teriak di depan wajahku. Menyakinkan bahwa aku harus tetap sadar dan hidup. Tapi tubuhku serasa lemah tak berdaya, ia mengingkari apa yang aku perintahkan. Tubuhku hanya mengejang, dan dari mulutku mulai mengeluarkan busa putih seperti bathtube yang diisi untuk mandi. Salahku sendiri, sekitar dua puluh menit yang lalu aku menenggak banyak obat penenang dalam satu kali tenggakkan. Sengaja? Ya aku sengaja melakukannya, aku sudah merasa putus asa tinggal di dunia yang telah carut-marut. Kata para tetua agama, akan segera kiamat. Bukankah lebih baik aku mati segera? Betapa mengerikan aku masih hidup saat kiamat. Tapi pria ini, siapa pria ini berani menerobos ke apartemenku dan ingin menggagalkan rencana bunuh diriku.

Maaf, ini rencana yang sudah sangat sempurna. Lihat sekarang aku hanya bisa menjentikkan kedua mataku memperhatikan si pria tampan itu berusaha menolongku. Perlahan mengabur, dan gelap. Selamat tinggal.

***

"Selamat Pagi." sapa seseorang tak ku kenal, begitu aku mengerjapkan mata karena sinar matahari yang menerobos dari jendela apartemenku. Ia membantuku bangkit dari tempat tidurku sendiri, dan menyodorkan segelas air putih untuk kuminum. Kerongkonganku memang terasa kering sekali.

"Siapa Kau?." tanyaku parau. Ahhh pria ini yang mencoba mengagalkan percobaan bunuh diriku semalam. Sial!! Aku masih hidup.

"Aku, bisa jadi siapa saja." ujarnya sambil tersenyum. Ahh ternyata dia lebih tampan lagi saat tersenyum. Sial, kenapa aku malah memuji ketampanannya. Harusnya kan aku marah. Oke aku harus pasang tampang serius dan marah.

"Hahhh…apa-apaan ini. Jangan sok misterius begitu." dia malah tersenyum, senyuman yang bisa membuatku benar-benar mati. Selama bertahun-tahun aku tinggal di apartemen ini, belum pernah sekalipun aku melihatnya. Apa dia petugas medis yang datang karena menerima laporan, bahwa ada seorang wanita yang mencoba bunuh diri di apartemennya? Lagi pula siapa yang tahu? Orang-orang di lingkungan apartemenku inikan hanya mementingkan dirinya masing-masing. Bahkan tidak ada yang ku kenal dekat. Tempat yang ideal untuk bunuh diri, paling mereka akan tahu begitu mencium bau busuk dari mayatku yang sudah membusuk.

"Apa sudah merasa baikan?."

"Kau bisa lihat sendirikan, Aku masih hidup." pertanyaan tidak penting, tapi aku jawab juga.

"Baiklah kalau kau sudah sehat, tapi apa kau selalu seketus ini pada semua orang? Pantas saja kau masih sendiri sampai saat ini." ujarnya datar.

"Lalu kenapa kalau aku masih sendiri? Kau mau menikahiku?." pagi-pagi sudah membuatku kesal saja.

"hemmm.. Nanti aku pikir-pikir dulu. Ayo makan dulu, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu." tanpa persetujuanku ia sudah memapah tubuhku untuk bangkit dari tempat tidur dan mendudukkanku di meja makan kecil yang seharusnya ada di dapur, rupanya ia memindahkannya jadi di balkon. Apa-apaan ini dia sudah berani merubah-rubah tata letak kamarku.

"Sarapan dengan roti bakar selai coklat kesukaanmu, ditambah sinar matahari pagi akan menguatkan tubuhmu dan pikiranmu agar tetap positif." Bagaimana dia tahu kesukaanku? Apa dia penguntit? Tapi apa ada penguntit setampan dia? Hufftt lagi-lagi aku menyebutnya tampan, tapi memang dia tampan.

"Oke yang pertama aku tahu semua tentangmu. Kedua dua aku bukan penguntit seperti yang kau pikirkan. Dan terakhir aku memang tampan. Jadi kau tidak usah mengulang-ulangnya kembali. Kau tahu pipiku bisa bersemu merah jika kau terus mengatakan 'dia tampan, ya dia sangat tampan' hahahaa sudahlah ayo habiskan sarapanmu."


Sial, apa barusan dia tahu apa yang aku pikirkan?

"Ya aku tahu apa yang kau pikirkan. Makanya aku sempat menolongmu."

"Jadi kau benar-benar bisa membaca pikiran. Owhh ya Tuhan, siapa kau sebenarnya?."

"Aku Wakhid. Kau tak perlu mengatakan namamu, aku sudah tahu. Nama Wiwid Nurwidayati, umur tiga puluh tahun tapi belum menikah. Seorang penulis yang kesepian dan terabaikan oleh dunia."

"Oke cukup, apa kau bisa tidak terlalu jujur. Terutama soal bagian yang belum menikah dan kesepian."


Bersambung #tantangan6 #dramafantasy

Post a Comment

7 Comments

  1. Lagi seru baca ... eh nongol nama guwe. Wkwkwk... btw, soal tampan itu, ah... sudahlah. Semua sudah tahu.

    ReplyDelete
  2. Hahahaha..oh my..
    Siapa tuh yang tampan...wkwkwk

    ReplyDelete
  3. Hahahaha kok saya kesindir yak? 😂😂😂

    ReplyDelete