"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanyanya kembali setelah aku menghabiskan dua potong roti bakar dan satu gelas susu.
"lihat, aku lebih kuat sekarang. Bahkan aku bisa dengan mudah melemparmu dari balkon sekarang juga." ancam ku sambil memperlihatkan otot-otot lenganku yang ternyata tidak tampak meyakinkan.
"Sekarang kau bisa mengatakan, siapa sebenarnya dirimu"
"Aku Malaikat!" ujarnya percaya diri.
"Owhh, ternyata malaikat." Aku mengangguk-angguk mengerti.
"Kenapa kau tidak kaget?" ujarnya gemas, sepertinya ia kecewa dengan reaksiku.
"Apa kau mau aku berpura-pura kaget? Oke coba kita ulang saat kau mengatakan aku malaikat" ia mengangguk setuju dan bersiap untuk mengulang. Aku memberikan tanda dengan jariku agar ia memulai
"Aku malaikat.." ujarnya lagi, kali ini dengan membusungkan dada dan tersenyum penuh kemenangan. Ada cahaya putih sekelebat mengelilingi seluruh tubuhnya.
"Apahhh…..? Apa kau benar-benar malaikat?" aku meninggikan suaraku dan berpura-pura kaget dengan kemampuan aktingku yang luar biasa.
"Aktingmu benar-benar buruk, pantas saja kau tidak pernah lulus saat casting menjadi putri salju saat sekolah dulu."
"Owhh..Rupanya kau tahu segalnya tentangku. Jadi kau malaikat apa? Kau datang untuk mengambil nyawaku perlahan bukan? Sebenarnya aku ini sudah mati, dan ini semua dunia ilusi tempat peralihan sebelum menuju dunia akhirat. Tapi kau sulap menjadi seperti apartemenku."
"Aa.ahh, kau salah. Jadi aku adalah malaikat divisi baru yang dibuat Tuhan untuk menyelamatkan orang-orang sepertimu." jelasnya.
"Sepertiku?"
"Iyya, orang-orang yang ingin bunuh diri. Kau tahu, Tuhan sangat sedih. Akhir-akhir ini banyak manusia yang bunuh diri. Jadi ia memutuskan membuat divisi baru untuk mencegah orang-orang yang bunuh diri. Membantu menguatkan mereka agar mampu bertahan hidup sampai akhir."
"Bukannya malah bagus aku malah menghampiri Tuhan terlebih dahulu, dan menurutku lebih sopan seperti itu. Daripada menunggu dipanggil oleh-Nya. Apa di Surga dan Neraka sudah terlalu penuh untuk kami?" selidikku. Bisa sajakan disana sudah tidak bisa menampung orang-orang yang mati? Coba bayangkan saja mulai dari zaman nabi adam hingga sekarang sudah berapa banyak? Pasti penuh sekali disana seperti metro mini yang kelebihan muatan, namun kondekturnya mengatakan masih muat.
"Bukan begitu cara kerjanya, kau memang harus dipanggil oleh-Nya dahulu. Bunuh diri itu sama saja kau dengan kau memutus takdirmu sendiri. Dengan adanya divisi kami, setidaknya Tuhan memberikan kesempatan kedua untuk kalian para manusia. Manusia selalu menjadi anak kesayangan.."
"Dan kau tahu, malaikat pencabut nyawa sekarang hanya makan gaji buta gara-gara banyak yang bunuh diri seperti itu." tambahnya lagi dengan wajah sedikit kesal.
"Baiklah, sekarang aku sudah baikan. Sana pergi, kau sudahberhasil menjalankan tugasmu." ujarku sambil berlalu meninggalkannya untuk ke kamar mandi. Rasanya aku butuh mandi dan menyegarkan diri. Mungkin ini hanya ilusi akibat banyak makan obat.
#tantangan6 #dramafantasy
4 Comments
Jadi inget pilem korea, malaikat tampan. Ahahaha
ReplyDeleteHei... kau tau tidak, siapa malaikat tampan di cerita ini? Ah sudahlah...
DeleteNamaku gak kesebut nih. Ah sudahlah...
ReplyDeleteTerima kasih sudah mau menulis soal ini, mas, dengan sudut pandang yang ramah-korban. Terima kasih.
ReplyDelete