Lala gugup akan
bertemu Somad, anak yang sering dijailinya dulu. Ia masih ingat saat rumah
mereka masih berdekatan Aldo, Rika dan dirinya berkomplot untuk menceburkan si
bocah ingusan itu ke kali di belakang rumah. Ia kesal saat itu, gara-gara Somad
ia di omeli habis-habisan. Walupun sebenarnya itu kesalahannya juga. Tapi
seandainya Somad tidak mengadukan bahwa itu perbuatannya pasti tidak akan
ketahuan. Maka ia menyusun rencana untuk menceburkan si Somad ke kali. Lala dkk
pun berpura-pura mengajak Somad bermain petak umpet di dekat sungai.
Saat giliran Somad berjaga, dan mencari Lala yang bersembunyi di belukar pinggir sungai ia berpura-pura pingsan. Aldo dan Rika yang berura-pura panik mencoba membangungnkan Lala. Somad pun terlihat panik juga seperti sesuai rencana. Somad yang berdiri pas di pinggir kali langsung dikagetkan Lala hingga tercebur ke sungai yang ternyata saat itu sedang meluap karena habis hujan semalaman. Ia pikir sungainya dangkal, paling parah pakaian Somad basah kuyup. Tapi aliran sungai yang lumayan deras dan debit air yang tinggu membuat Somad berteriak meminta tolong saat ia terbawa arus dan mulai tenggelam. Lala yang panikpun langsung menceburkan diri mencoba menggapai Somad yang hanya terlihat tangannya saja dari atas permukaan air, Lala tidak tahu bahwa Somad ternyata tidak bisa berenang.
Saat giliran Somad berjaga, dan mencari Lala yang bersembunyi di belukar pinggir sungai ia berpura-pura pingsan. Aldo dan Rika yang berura-pura panik mencoba membangungnkan Lala. Somad pun terlihat panik juga seperti sesuai rencana. Somad yang berdiri pas di pinggir kali langsung dikagetkan Lala hingga tercebur ke sungai yang ternyata saat itu sedang meluap karena habis hujan semalaman. Ia pikir sungainya dangkal, paling parah pakaian Somad basah kuyup. Tapi aliran sungai yang lumayan deras dan debit air yang tinggu membuat Somad berteriak meminta tolong saat ia terbawa arus dan mulai tenggelam. Lala yang panikpun langsung menceburkan diri mencoba menggapai Somad yang hanya terlihat tangannya saja dari atas permukaan air, Lala tidak tahu bahwa Somad ternyata tidak bisa berenang.
Lala memang
terkenal pandai renang, beruntung arusnya bisa ia lawan dan menyelamatkan Somad
yang megap-megap karena meminum air sungai cukup banyak. Lala bersyukur Somad
tidak mengadukan hal tersebut ke orangtuanya maupun ke Orangtua Lala. Kalau
sampai dilaporkan tentu saja rotan yang akan berbicara. Sebenarnya Somad adalah
singkatan yang ibuat Lala untuk nama panjangnya yaitu Soleh Muhammad. Makannya ia
sering memanggil Somad saja bahkan sampai orangtuanya mengikuti memanggil
Somad.
Lala
memperhatiakan laki-laki yang keluar dari mobil itu, dari postur tubuhnya
sepertinya ia mengenalinya. Begitu laki-laki itu sepenuhnya keluar dari mobil
Lala sadar siapa dia! Ia bertanya-tanya siapa dia? Atau jangan-jangan dia?
“Assalamualaikum.”
Salam pria itu.
“Waa..waalaikumsalam..
ma..maaf mas cari siapa ya?” tubuhnya mamatung sekaligus ingin meleleh menjadi
cairan yang mampu meresap ke dalam tanah dan menghilang begitu saja. Tapi itu
hanya harapannya saja, ia masih membeku dihadapan laki-laki itu. Laki-laki yang
membuatnya bodoh dan konyol beberapa hari lalu di cafe depan kantornya.
Kejadian itu berulang-ulang bermain dikepalanya semakin cepat dan menambah rasa
malunya.
“Lala ya..?”
suara beratnya membuat tubuh Lala merinding. Dan ambruk seketika ke tanah. Ia
tak kuat, ia pingsan. Pura-pura pingsan lebih tepatnya. Jadilah Laki-laki itu
kaget dan syok. Laki-laki itu membopong Lala ke dalam rumah, kemudian diikuti
pekikan Emak yang melihat Lala di bopong oleh Lski-laki itu yang tak lain
adalah Somad. Lala masih berpura-pura pingsan, dan sangat meyakinkan. Karena
itu adaah keahliannya sejak kecil. Pura-pura pingsan dan pura-pura tidur. Somad
merebahkannya ke sofa ruang tamu. Emak dan yang lainnya pun mengelilingi Lala
yang masih memejamkan matanya.
Dengan cemas emak mengusap-usap hidung Lala dengan minyak kayu putih, ia masih berpura-pura pingsan. Sampai akhirnya emak mengusapkan lebih banyak minyak kayu putih lebih banyak ke hidung Lala yang mebuat hidungnya seras terbakar. Jadilah ia terpaksa bangun dengan gaya yang sangat anggun, seperti snow white yang baru bangun dari kutukan tidur. Sebenarnya ia ingin berpura-pura pingsan sampai seluruh tamunya pulang, tapi ahh sudahlah. Mungkin ini adalah kenyataan yang harus dihadapinya saat ini.
Dengan cemas emak mengusap-usap hidung Lala dengan minyak kayu putih, ia masih berpura-pura pingsan. Sampai akhirnya emak mengusapkan lebih banyak minyak kayu putih lebih banyak ke hidung Lala yang mebuat hidungnya seras terbakar. Jadilah ia terpaksa bangun dengan gaya yang sangat anggun, seperti snow white yang baru bangun dari kutukan tidur. Sebenarnya ia ingin berpura-pura pingsan sampai seluruh tamunya pulang, tapi ahh sudahlah. Mungkin ini adalah kenyataan yang harus dihadapinya saat ini.
Wajah-wajah
cemas di dekatnya membuat dia merasa sangat tidak nyaman. Terutama laki-laki
itu, yang ternyata memang Somad. Bahkan tadi ia sempat memijit-mijit jempl kaki
Lala yang membuatnya meringis. Dikira gue
kesurupan apa, jempolnya di teken-teken? Pikirnya tadi.
“Lu kenapa La?
Pake pingsan segala? Abis liat medi apa?” tanya Emak cemas.
Ini lebih dari medi mak! Lala hanya
menggeleng-gelengkan kepala. Merekapun akhirnya melanjutkan obrolan di ruang
tamu dan memindahkan kue-kue ke ruang tamu. Emak dibantu Kesha dan Mak Enah.
Lala dibiarkan duduk dengan manis disana, bersebelahan dengan Somad. Keringat
dingin mengucur deras dibalik bajunya. Somad dengan tenang menyantap kue-kue
yang disajikan emak dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Babeh dan Emak
bergantian. Sedangkan Lala hanya menjadi pendengar yang baik sambil sesekali
berpura-pura pusing lengkap dengan memegang keningnya.
“Jadi Lala,
belum punya calon nih?” tanya Haji Daud kepada Babehnya.
“Udah Ud,
sayang banget ya. Padahalkan tadinya kita mau jadi besanan.” Jawab Babeh
menyesal.
“Eh nggak kok,
siapa bilang. Lala itu masih jomblo alias Singellillah.” Jawab Lala cepat.
“Lah entu
anaknya bilang belom punya, lu gimana sih?” Haji Daud tampak bingung mendengar
keterangan yang berbeda. Emak dan babeh memandang Lala bingung. Padahal kemarin
baru saja Lala memperkenalkan Aldo sebagai pacarnya.
“Jadi lu mau di
jodohin emang sama si Somad?” Babeh bertanya serius, semua pandanganpun
sekarang tertuju kearahnya, Somad yang
duduk disampingnya pun ikut menunggu jawaban dari bibir Lala.
“Ya gimana
baiknya aja Beh. Lala ikut keputusan Babeh, kalau memang perjodohan ini yang terbaik
untuk Lala” Jawab Lala malu-malu, kedua pipinya pasti langsung bersemu merah.
Siapa coba yang akan menolak kalau laki-laki yang akan di jodohkan seperti
Somad yang kini bukanlah yang dahulu. Apalagi ternyata Somad adalah laki-laki
yang dipujanya selama ini.
“Lah Somad
gimana? Emang dia setuju? Babeh bertanya pada Somad yang duduk disamping Lala.
“Justru si
Somad yang minta gua kesini buat nglamar anak lu sebenernya.” Haji Daud
menimpali, sebelum Somad membuka suara.
“Yaudahlah,
kalau gitu mah tinggal tentuin tanggal ini mah.” Seru Babeh bersemangat,
diiringi tawa bahagia anggota keluarga yang lain dan senyum malu-malu Somad dan
Lala. Sebenarnya Somad sudah mengenali Lala saat pertama kali bertemu di cafe itu, tapi ia takut dengan Lala yang diingatnya dulu. sering menjahilinya bahkan terkesan membencinya. Walaupun ia tahu, sebenarnya Lala anak yang baik. Terbukti ia berani mempertaruhkan nyawanya kala itu untuk menyelamatkannya saat tenggelam di sungai. Dan sejak saat itulah Somad mulai menyukainya hingga sekarang.
0 Comments