Pernah nggak sih kita
bertanya-tanya, kemanakah para media berita saat Umat Muslim di belahan dunia
ini mengalami penyiksaan? Di Suriah, Di Afrika, Di Rohingya, Di Poso, sampai yang terbaru kini ada di Uighur.
Mereka bukan hanya disiksa, rumah
mereka dihancurkan, para laki-lakinya di bunuh, wanitanya diperkosa, Anak-anak
menjadi yatim dan kehilangan tawa, harta mereka dirampas. Bukankah itu berarti
mereka sudah kehilangan hak mereka sebagai manusia?
Tidak perlu menjadi seorang
muslim untuk memahami ketidak adilan tersebut, hanya diperlukan rasa
kemanuasiaan yanga da di hati kita. Saat sesama manusia mendapatkan perlakuan
yang tidak adil dan sesuatu yang merampas hak hidup dengan tenang dan damai.
Di jaman now, semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi.
Sudah ada yang namanya internet, di dukung dengan adanya mbah google dan media
sosial yang bisa memberi tahukan kita berita terbaru di belahan dunia manapun.
Dua media ini pastinya akan
sangat membantu kita, jika saja kita manfaatkan dengan sebaiknya. Dakwah tidak
selalu harus di mimbar bukan? Di Jaman
now, dakwah bisa dilakukan berupa kata-kata, gambar atau video yang
kita sebar di dunia maya.
Coba bayangkan umat muslim di
dunia, yang diperkirakan ada 1,5 miliar itu jumlahnya. Lalu kita perkirakan,
hanya setengahnya yang punya sosial media dan aktif. Jumlah setengahnya itu
saja menurut saya, sudah cukup besar angkanya.
Lalu apa? Kita ajak mereka menyuarakan ketidak adilan yang dialami
umat muslim di dunia ini, meminta penguasa negara kita mengakui bahwa memang
sebenarnya yang terjadi seperti itu. Contohnya yang saat ijni sedang terjadi
adalah muslim di Uighur, beritakan tentang uighur di sosial media kamu. Tulis pemberitaannya
disana, kalaupun tidak bisa menulis, kita bisa repost, retweet atau reshere apa
yang orang lain sudah buat.
Tapi pastinya kita harus cek dulu apakah berita itu benar atau tidak ya, jadi jangan sampai kita menyebarkan berita yang belum jelas. Berniat baik nantinya amalah, kita jadi ikutan menyebar hoax.
Kekuatan ukhwah ini bukannya
sudah pernah dibuktikan dengan adanya 212 tahun lalu dan baru saja reuninya
beberapa hari yang lalu. Umat muslim dari berbagai belahan Indonesia menuju
satu titik untuk menyuarakan suaranya.
Jika diterapkan di media sosial
entah instagram, facebook, twitter atau lainnya. Sudah pasti kita bisa mencapai
trending topic, yang pasti suara kita tidak lagi bisa dibungkam. Dunia akan
melihat bahwa, kita tidak bisa lagi diremehkan. Islam tidak bisa lagi dipandang
sebelah mata.
Tentu orang-orang selain
nonmuslim juga tidak akan tinggal diam jika memang tidak ada keadilan yang
terpampang nyata. Mungkin mereka diam selama ini, karena memang tidak tahu
apa-apa.
“Kita tidak sedang berperang
dengan pedang lagi. Kata-kata akan selalu lebih tajam dari pedang”
Apa yang kita butuhkan untuk
saudara kita yang jauh dii belahan dunia ini adalah, membangun kesadaran
orang-orang disekitar kita. Karena tidak semua membuka media sosial, tidak
semua tahu akan apa yang terjadi di dunia ini.
Pilihannya saat ini, apa kita
masih mau diam seperti mereka? Atau menyuarakan suara kita, suara umat muslim
bahwa kita bisa.
0 Comments