Di penghujung tahun 2018 lalu, salah satu acara televisi. Sempat gue nonton tentang para peramal yang membocorkan apa yang akan terjadi sepanjang tahun 2019. Salah satunya menyebutkan tahun 2019 itu tahun penuh darah.
Percaya nggak percaya sih, tapi makin kesini gue makin yakin. Tahun 2019 ini tahun penuh darah, apalagi saat gue ngliat postingan di instagram. Berita dan informasi bazar buku, diskon buku nggak ada habisnya.
Dompet gue sampai nangis darah rasanya, ngliatin bentar-bentar penerbit/toko buku ini promo, ngadain bazar. Lalu sebelahnya gak mau kalah, ngadain juga. Seedihhhhhhhhhhhhhhhh pokoknya mah kalau diceritain. Aku tuh speechless sampean, kenapa sih acara diskonan atau bazar buku tahun ini harus ini terus aja merepet ada setiap bulan??
Bayangin dong rasanya jadi diriku yang mudah tergoda, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Kenapa nggak ngasih jeda gitu untuk para booklovers (kere) macam gue ini. Misal tiga bulan sekali gitu gantian, seakan-akan kita (gue aja kali yee..) nggak sikasih waktu buat bernapas. Bahkan acara yang itu aja belum selesai, acara ini mulai. Gitu aja terus, sampai bola dragon ball terkumpul, please deh jangan latah. Kebiasaan emang orang di negeri berflower ini tuh apeng(apa aja pengen) banget kalau ngliat tetangganya bikin apa aja gitu.
Seengakanya misal tiga bulan sekali kan enak, kita punya persiapan nabung gitu maksudnya. Dan kemungkinan untung yang di dapat lebih besar. Ya karena memang para konsumen sudah menyiapkan budget khusus untuk dialokasikan kesana.
Dompet pun jadi aman dan tentram, nggak terus-terusan meraung karena diperas terus.
note:
Edisi curhatan, karena gagal ikutan booksale (untuk kesekian kalinya).
3 Comments
kalo nelen mentah2 judulnya aja, bisa disinformasi nih, hahaha...
ReplyDeletejudulnya bikin parno :D
I feel you, mas Ian. Makanya, tidak setiap bazaar buku aku kunjungi #ngeles wakaka
ReplyDeleteWah tulisan bertipe mojok.co
ReplyDelete