Tantangan Level empat ini membaca buku asing, bingung mau baca apa? But secara ajaib nemu bukunya Jenny Han yang To All The Boys Ive Loved Before. Tadinya udah ngeri sih baca buku dengan bahasa aslinya. Takut nggak kuat baca bukunya, yang lebih parah bisa-bisa satu lembar aja bisa bikin ngantuk atau migrain.
Tapi kenyataannya nggak seburuk itu kok. Malah sering ngakak ngbayangin apa yang dilakukan Lara Jean yang hobinya halu dan menghudjat orang yang disuka.
Mengisahkan Lara Jean Covey seorang anak blasteran, ibu Korea dan ayah asli Amerika. Lara Jean menjalani hidupnya seperti gadis Amerika pada umumnya.
Lara Jean ini ini hobi banget baca buku romansa, saking hobinya dia sering mengambil pekerjaan tukang bubur untuk halusinasi9red; halusin-asi, emang kan bubur itu nasi di halusin. Huumm iyain aja biar cepat ya). Kebiasaan lainnya Lara Jean yaitu menulis surat cinta untuk laki-laki yang dia suka (yang buat di falli in love lah pokoknya). Tapi anehnya Lara Jean nggak pernah kirim sama sekali. Surat-suratnya dia simpan di dalam kotak pemberian almarhum ibunya. Padahal nih ya, itu surat lengkap banget ada alamat sampai dipakein perangko segala. 😂😂
Keluarga bahagia Lara Jean(LJ aja ya selanjutnya, capek soalnya nulis panjang-panjang) agak sedikit terenggut nih kebahagiannya, karena Margot kakak tertua dari Covey sisters(btw, ketiga anak ortu Lara Jean perempuan semua) harus pergi ke luar negri untuk kuliah.
Otomatis membuat LJ jadi kakak tertua menggantikan tugas-tugas Margot, mulai dari mengurus rumah, antar jemput adiknya Katty dan hal lainnya.
Suatu hari dia didatangi oleh Peter Kavinsky, anak laki-laki yang dia suka saat kelas 7. Yang membuatnya bingung adalah Kavinsky bilang katanya dia menolak cinta LJ, kaget dong kapan dia nembak dia? Heloo… ternyata oh ternyata Kavinsky nunjukin surat yang ditulis LJ beberapa tahun lalu yang sempat ia tulis, after ciuman pertama mereka di basement rumah salah satu temannya.
Lara Jean pun terkejut, terheran-heran tanpa makan daging 🐕 dengan sayur kol. Kok bisa surat itu nyampe ke Kavinsky?? Larilah dia ke rumah nyari kotak penyimpanan surat-surat diantanya itu. Makin terkedjoet dia, ketika melihat kotak itu hilang. Kalau Kavinsky aja dapet berarti 4 orang lainnya juga dapet dong!! Termasuk Josh, mantan pacar kakaknya si Margot yang baru diputusin itu!
Damn!!! Mana dia tetanggaan lagi kan sama Josh, mau di letakkan dimana wajahnya itu? Dia pun mengatur strategi untuk pacar bohong-bohongan dengan Kavinsky biar Josh nggak salah sangka. Dia dulu emang sempat suka dengan Josh tapi itu dulu. Kavinsky juga mengiyakan karena dia ingin manas-manasin mantan pacarnya si Gen, biar si Gen menyesal dan minta balikan. Duh Kavinsky wkwkwk tipe laki-laki yang gamon(gagal Move On) 😂😂
Jadilah mereka berpura-pura pacaran hingga mengelabui semua orang. Emang sih endingnya ketebak gimana ya kan. Tapi gue masih bisa menikmati hal-hal yang dilalui para tokohnya serta bagaimana hubungan keluarga dan persahabatan yang disuguhkan ala Jenny Han.
Belum humor-humor ala LJ dan Kavinsky yang bikin gemes. Best couple of the year lah. Mereka itu shy-shy cat banget wkwkwk. Apalagi LJ punya ketakutan dalam menjalin hubungan percintaan. Karena takut kalau mencintai orang baru, ia harus bersiap pula untuk kehilangan dia suatu saat.
Baca Juga sekilas tentang Jenny Han, sang penulis buku ini.
Dengan bahasa yang ringan Jenny Han membawakan kisah LJ ini dengan apik walaupun dibaca dengan bahasa aslinya yaitu inggris. Gue tetap bisa menikmatinya tanpa bolak-balik kamus ataupun google translate. Karena bahasa yang dipakai bahasa sehari-hari yang mudah di mengerti.
Setelah membaca buku ini pun gue sempat membandingkan dengan filmnya, ternyata nggak 100% sama dengan yang di buku. Memang sepertinya semua film yang based on book itu seperti itu ya? Ada bagian yang hilang atau disatukan agar lebih padat. jadi kita nggak boleh menuntut harus sama dengan yang dibuku, soalnya banyak pertimbangan gitu menurut seorang script writer senior. Contohnya di buku dan film ini. Kalau di buku tempat mereka membuat surat perjanjian pacaran itu di rumahnya Kavinsky sedangkan di film mereka buatnya di taman belakang sekolah. Dan banyak detil lainnya. Bagaimana hubungan Covey Sisters ini kental banget semenjak ibu mereka meninggal. Dan hal lainnya yang nggak bisa disampailan di film dengan baik bisa diperjelas dibukunya ini.
6 Comments
Hhii... untung di amerika. Klo di indonesia emak ga jadi naik haji klo pekerjaan tukang bubur aja direbut.
ReplyDelete😋😂
Deletegamon apaan sih pak?
ReplyDeleteGagal move on 😂😂
DeleteIni yg filmnya suka muncul di iklan Netflix bukan ya?
ReplyDeleteTulisannya mas Ian banget :D kereen
ReplyDelete