Apa
yang terlintas dikepala saat mendengar kata TKI? Mungkin sebagian orang
langsung bergidik dan merasa miris karena sering mendengar hal-hal yang
mengerikan dari kehidupan TKI di luar sana. Mulai dari ada yang disiksa, hingga
dihukum mati.
Ada
pula yang berpikir TKI adalah pahlawan devisa, ya memang begitulah adanya. Pada
tahun 2006 saja, Indonesia berhasil mendapatkan devisa sebesar 60 triliun dari
hasil uang yang para TKI kirimkan ke Indonesia untuk keluarga mereka.
Namun
bukan hanya sekedar itu kisah para pahlawan devisa ini. Ada banyak kisah-kisah
yang tidak terungkap dan jarang diketahui oleh masyarakat umum.
Banyak
juga sebenarnya TKI yang punya kisah inspiratif. Seperti menuntut ilmu dengan
sekolah atau kuliah di sana. Atau mengikuti pelatihan-pelatihan untuk bekal
kembali di tanah air. Salah satunya penulis buku "Nikmat Bersua dengan
Mu" yang ditulis oleh Nur Musabikah ini, seorang mantan TKI asal Indramayu
yang membagikan kisahnya.
Kita
akan diajak mengetahui susah senangnya hidup di negri orang sebagai TKI.
Khususnya TKI di Hongkong, yang ia rangkum dari pengalamannya sendiri dan
kawan-kawannya sebagai TKI di negeri beton tersebut.
Banyak
kisah-kisah menarik ditawarkan, seperti bagaimana memberi pengertian majikan
yang merasa aneh dengan pakaiannya yang tertutup rapat dan mengenakan jilbab.
Bahkan sikap majikannya, sempat ada yang memarahi, karena ia berpakaian seperti
itu di cuaca yang panas. Namun akhirnya mereka perlahan mengerti dan
memakluminya.
Bukan
hanya mengenakan jilbab yang terkadang dipermasalahkan oleh majikan, tapi ada
kewajiban sebagai umat islam yang kadang belum mereka pahami dan mereka tidak
mengizinkannya melakukan di rumah mereka(majikan). Ada pula yang merasa tidak
nyaman, karena takut melihat pekerjanya memakai mukena yang serba putih.
Seperti yang diceritakan dalam salah satu bab yang berjudul 'Nikmat Bersua dengan-Mu'
yang menjadi judul dari buku ini.
Siang hari aku bebas mau salat di mana
saja karena rumah kosong. Majikan kerja, anak-anak sekolah, nenek pergi ke luar
di rumah saudaranya. Ya walaupun nenek terkadang seharian dirumah. Nah, baru
kalau salat isya, aku merasa kewalahan. Selesai pekerjaan pukul sebelas malam.
Kalau aku salat dikamar, ada nenek yang sudah mau tidur, nggak mungkin banget.
Lampu kamar pun sudah mati.. Di ruang tamu ada anak-anak yang lagi nonton TV.
Tidak mungkin banget aku berdiri di depan mereka yang sedang nonton TV.
Akhirnya aku terpaksa salat di dapur. Sebelumnya, aku mengepel lantai dulu,
khawatir ada kotoran. Hal
75
Sungguh
perjuangan yang amat sulit ya untuk melaksanakan kewajiban di negeri orang.
Tapi bagaimanapun kita tidak bisa meninggalkannya. Sangat beruntunglah kita,
yang masih dapat melaksanakan salat dan mendapatkan kemudahan oleh Allah SWT dalam menjalankannya.
Bukan
hanya mengisahkan tentang suka duka kehidupan
TKI di perantauan, tapi banyak hikmah yang dapat diambil dari setiap
babnya. Salah satunya di bab 'Dokter Cantik'
Wanita berambut panjang itu mempersilakan
duduk.
"Jangan kena air dulu ya," ujarnya. Selesai membersihkan luka ia membungkusnya dengan kain kasa. Beberapa bungkus obat dan krim olesan dia berikan.
"Kamu kan mau berangkat ke luar
negeri berarti harus cepat sembuh ya. Jangan lupa minum obatnya. Olesi rutin
pagi, siang, dan malam sebelum tidur," katanya sambil menepuk-nepuk lengan
tanganku.
"Kalau tidak sembuh bagaimana ya,
Dok. Sebentar lagi jadwal pemberangkatanku tiba."
"Jangan ngomong tidak sembuh dong.
Gimana Allah mau ngasih sembuh. Orang kamunya saja ragu," ujarnya. Hal 51
Sepenggal
percakapan dari kisah itu, mengingatkan kita yang kadang selalu khawatir akan
banyak hal. Seakan meragukan kebesaran Allah yang maha segalanya. Seperti yang
dikatakan Sujiwo Tedjo "Menghina Tuhan tak sampai harus membakar Kitab
Suci-Nya. Besok kau khawatir tak bisa makan, kau sudah menghina Tuhan,"
Buku yang berisi tiga puluh cerita pendek
ini, bisa dinikmati tanpa harus membaca dengan urut. Kita bisa membaca dari
halaman berapapun. Dan mengambil setiap hikmah yang ada. Yang membuat kita semakin
memahami apa artinya bersyukur.
10 Comments
Ulasan yang padat dan mantul....
ReplyDeleteAku jadi penasaran dengan isinya. Sydah pernah sih dengar suka duka hidup jadi TKI di Hong Kong dari teman. Cuma sepertinya kisah ini lebih seru.
ReplyDeleteSaya belum baca bukunya😩
ReplyDeleteIh terharu baca ulasanmu. Terima kasih, Mas
ReplyDeleteKisah yang tidak banyak diketahui orang
ReplyDeleteBelum pernah baca buku ini. Penasaran baca penggalan ceritanya. Tq mas
ReplyDeleteTKI menyimpan banyak kisah
ReplyDeleteSemoga semua org terlindungi dari keburukan
ReplyDeleteRingkasannya bagus, membuat pengen baca.
ReplyDeletePengen baca bukunya
ReplyDelete