Puisi adalah sastra yang sakral bagi saya pribadi, kenapa? Karena di dalam puisi terkandung kejujuran.
Ya bagi saya puisi adalah Hal terjujur dalam dunia sastra, karena puisi adalah ungkapan hati yang tidak bisa dikarang.
Puisi tidak bisa mengandai-andai. Mengawang-awang atau direncanakan ingin menulis puisi tentang ini dan itu. Tidak bisa, khususnya bagi saya pribadi.
Ketika menulis puisi saya harus benar-benar merasakan Hal itu. Ia adalah endapan-endapan rasa, atau luapan Lara yang menjadi bahan baku setiap puisi saya.
Puisi saya tidak bisa dipesan. Maka beruntunglah kamu yang selalu menjadi tokoh utama di dalamnya. Maka maaf bagi yang tidak pernah termaktub dalam puisi saya, mungkin anda masih belum beruntung.
Puisi adalah keindahan hati Yang tertuang dalam kata-kata. Menurut saya pribadi(lagi), kepribadian seseorang bisa dilihat dari puisi-puisinya.
Maka dari itu saya selalu suka membaca puisi. Membaca puisi membuat saya mengenal penulisnya secara pribadi.
Seperti dalam buku Melukis Kenang Yang ditulis oleh Isnaini Annisa, membacanya saya merasa sudah akrab dan seakan sudah berteman lama dengannya. Itu semua karena membaca goresan-goresan ingatan dan rasa dalam setiap bait puisinya.
Nisaa benar-benar tahu bagaimana mengabadikan kenang yang selalu terngiang dalam ingatan.
#MelukisKenang bukan saja kenangan yang dimiliki oleh Nisa, karena saya bisa merasakan Ada separuh diri ini di dalam Sana.
Mungkin adakalanya saya tidak bisa menuliskan apa yang dirasa, sehingga saat membaca tulisan nisa ini bisa mengatakan pada diri sendiri "Benerkan, ternyata ini tuh manusiawi, karena bukan saya saja hang pernah merasakan Hal ini. Ada orang lain pula yang pernah merasakan apa yang dirasaka Kala itu. Tentang rindu, tentang luka, dan tentang kamu!"
Mungkin Melukis Kenang juga menggambarkan tentang rasamu saat hatimu kelu, jemari membeku dan bibir bisu.
Melukis Kenang bisa jadi mewakili kenanganmu yang kau simpan rapat dalam kening.
2 Comments
Hm... Sedalam itu rupanya.
ReplyDeleteuda nggak update lagi ni blog mas
ReplyDelete