slider

Ibu, aku....

Bu,
Aku rindu padamu.
Andai saja aku masih menjadi anak laki-laki kecilmu yang dulu.
Yang tak malu memelukmu menciummu didepan teman-temanku.

Bu,
Aku sungguh ingin mengadu.
Mengadu akan kegelisahanku.
Akan betapa sulitnya menjadi orang dewasa.
Menjadi orang dewasa yang terlalu suka berpura-pura.

Berpura-pura bahagia.
Berpura-pura tak terjadi apa-apa.
Berpura-pura tak merasa.

Andai pula aku bisa memilih, pasti aku akan memilih untuk tetap menjadi anak laki-laki kecilmu yang selalu berada dipangkuanmu.

Menangis saat sedih
Tertawa saat bahagia
Marah saat kecewa

Bukan seperti ini, yang justru sebaliknya.

Bu,
Aku rindu saat dimana kau mengompresku dikala demam.
Atau membaluri balsam yang baunya menyengat itu saat ku masuk angin.
Tetapi sayangnya sakit yang kurasa kin tak dapat terobati dengan itu semua.

Bu,
Bisakah aku meminta kembali menjadi anak laki-laki kecilmu?
Aku kini terlalu takut menjadi dewasa.

Aku kecewa dengan dunia yang teramat penuh siksa.

Permasalahan orang dewasa tak seperti masa-masa saat masalah hanya pada PR yang lupa dikerjakan berebut mainan semata.

Bu, aku ingin menyenderkan kepalaku ini diatas pangkuanmu, lalu kau belai lembut rambutku dan kau mendendangkan lagu yang kau buat sendiri dengan merdu.

Sama saat dulu, dikala aku pulang menangis sehabis bertengkar dengan teman.
Kau yang menenangkan aku dengan pelukan hangatmu.

Tangerang - 13 April 2016

#SetiapHariMenulis #oNeDayOnepost #Maratonbayarutang

Post a Comment

0 Comments