Ya ampun ini film udah lama
banget, gue udah namatin cerita ini hampir tiga kali karena saking senengnya
gue sama Drakor yang satu ini. Awal mula gue tahu tentang Drakor ini, dahulu kala saat gue masih kerja di sebuah
perusahaan. Ceritanya pada hari itu, gue kan lagi mau beli makan sian. Gue
nyamperin lah temen gue Kikoy, buat ngajak beli makanan bareng. Pas gue
samperin ke mejanya, eh dia lagi nangis.
“Hehh bocah
ngapa ya pake nangis segala? Mau minta naik gaji lu? Jangan nangis minta gaji
mah, demo noh di depan kantor.” Cecar gue, tanpa perasaan.
“Pengen sih,
tapi bukan karena itu. Sini ikut nonton makanya.”
“Ogah, gua mau
beli makan. Hayuk lu mau ikut kagak atau mau nitip?”
“Sini bentaran
nonton.. dia maksa gue duduk di sampingnya.” Yaudah kan gue turutin, kali aja
itu permintaan terakhirnya sebelum mau makan siang :v. Gue pun ngliat adegan anak
kecil nangis di depan hantu ibunya.
“Ihh apaan
sih, kagak jelas banget. udah ahh gue mau beli makan.” Kata gue lalu
mengucapkan goodbye. Selama seminggu
ke depan pun si Kikoy asik banget sama itu Drama tapi, gue belum tertarik.
Karena gue juga lagi skripsian, nggak mau terdistraksi oleh anything and everything (Skripsi is number one, pancen oye). Walaupun begitu, akhirnya gue juga minta
copi-in ke flashdisc itu film. Untuk
tabungan film dikala gue senggang nantinya. (Ya Allah, gue receh banget ya.
Orang mah nabung duit, atau nabung amal untuk kelak di akhirat. Gue mah nabung
film :v)
Setelah gue menunaikan skripsi
hingga menjadi mahasiswa yang mabrur, akhirnya gue bisa me-refresh otak gue, dengan
nonton dari hasil tabungan film gue. Salah satunya Drakor Goblin ini, mulailah
gue marathon nonton drakornya. Kalau biasa gue begadangin revisian dan skripsian,
akhirnya gue bisa begadangin Eun Tek dan Ahjussi (Disinilah sejarah awal
mulanya, gue meracuni empok gue meracuni dia dengan drakor, hingga akhirnya
sampai saat ini kami saling meracuni hahahaha #ketawa_jahad ). So kenapa film ini rekomended banget? lets check this out.
1. Drama-Fantasi yang Asik
Guardian : The Lonely and Great God ini, berkisah tentang seorang
manusia biasa, yang diberkati sekaligus dikutuk dengan menjadi Goblin alias. Kutukan
sekaligus anugrah menjadi Goblin yaitu, bisa hidup dengan umur yang panjang.
Tapi dia nggak bisa nglupain setiap kematian orang-orang yang dia sayang.
Kebayangkan nggak enaknya. Dia baru akan terbebas dari kutukan itu setelah
bertemu dengan orang yang ditakdirkan menjadi pengantin Goblin itu sendiri. Sementara
itu, setelah menemukan pengantin bukannya berakhir bahagia. Tapi dia malah
mati. Kasiankan pengantinnya, langsung jadi janda. Dengan memadukan antara dongeng
dan kehidupan jaman now, sang penulis berhasil membuat penonton berdecak kagum
dan berharap Goblin ada. Belum lagi dengan kemunculan Malaikat pencabut nyawa,
sebagai rivalnya Goblin yang tambah bikin kocak setiap adegan mereka berdua.
2. CGI yang nggak main-main
Drama Goblin ini penggarapannya
bukan main-main, nggak seperti sinetron Indonesia yang adegan mobil jalan aja harus
pakai efek komputer (Mending bagus, ngrusak mata iya. Kesannya males banget
gitu ya.).
Computer-Generated Imagery (CGI)
tau kan? Menurut google sih CGI adalah sebuah teknologi komputer yang mampu
menghasilkan pencitraan efek tiga dimensi yang menyerupai aslinya. Singkatnya sih
efek enimasi yang bikin film-film ini terasa nyata.
Nah salah satu adegan yang pakai
CGI ini adalah saat Kim Shin (Goblin) ada diatas kapal, dan dia ngamuk disana
terus ngancurin itu kapal dengan sekali tebasan pedangnya. Selain di adegan
penghancuran kapal ini, ada juga saat Goblin membelah mobil untuk menyelamatkan
Eun Tek (Literally bukan mobil-mobillan
hot wheals ya). Terus efek Api biru
di pedangnya, pokoknya pancen oyeehh.
3. Properti yang Apik, Unik dan
Klasik
Setting tempat bukan hanya soal
lokasi di luar negeri atau di tempat yang lagi hits. Tapi bisa berupa rumah
biasa yang di tata dengan apik. Di Goblin ini, mata di manjain banget deh
furniture-furniture yang di tata dengan apik banget. Macam rumah Goblin yang
berisi barang-barang antik, dan penataannya yang minimalis, bikin kita rasanya
pengen punya rumah kaya gitu.
Bahkan ada furniture-nya ini
adalah yang memakan biaya produksi paling besar, Karena ada beberapa barang yang
di beli dari New York dan harganya mahal banget, sampai para kru yang ngrekam
di lokasi itu harus ekstra berhati-hati. Apa coba segitu mahalnya? That’s was a Chandelier, alias Lampu
gantung yang di kedai teh milik Malaikat Pencabut Nyawa.
Ada pula Pedang Goblin, yang
menurut gue ini sebagai properti terpenting di film ini. Makanya nggak salah
kalau Pedang juga menjadi properti yang termasuk mahal, kata tim properti. Pedangnya
di buat khusus untuk film ini, jadi harganya otomatis nggak pasti mahal.
Bunga Buckwheat, tau kan adegan
memorable banget saat pertama kalinya Eun Tek bertemu Goblin. Yang di pantai
itu loh. Goblin kan megang bucket bunga buckwheat yang nantinya dikasih Eun Tek.
FYI bunga Buck wheat ini, di tanam oleh ibu salah satu tim properti untuk drama
ini. Duh pantesan aja, adegan ini penuh cinta. Bunganya aja spesial dari hasil
tangan dan cinta Bunda.
4. Riasan total dan Wardrobe yang
sampai menjadi tren fashion
Riasan dalam film hal yang penting
juga, nggak mungkin dalam film menampilkan wajah aktor yang apa adanya. Bahkan untuk
memperlihatkan kesan aktor yang belum mandi saja butuh riasan khusus. Nah dalam
film ini juga banyak riasan yang sulit. Yang paling ekstrim adalah riasan
Samshin (Lee El), Aktris yang memerankan nenek-nenek tua penjual sayur teman
baik Ibu Eun Tek alias Dewa. Itu harus di dandani selama lima jam untuk
mendapatkan riasan wajah seperti itu. Duh gue potong rambut lima belas menit
aja pantat udah keram. Lah ini di make-up 5 Jam coy.
Drama korea itu macam nonton fashion show, baju-bajunya bagus dan
keren banget. bahkan pengemis di film korea keliatan stylish kalau nggak percaya tonton film The Legend of the Blue Sea.
Goblin juga pakaiannya keren-keren banget, ternyata pemilihan warna untuk
setiap pemerannya ini benar-benar di perhitungkan. Nggak asal pilih pakaian apa
aja yang penting bagus. Bagian wardrobenya bilang gini “Saat aku membaca naskahnya,
aku merasakan luka, kesedihan dan misteri. Karena itulah kami memilih warna
burgandy(Merah Plum), biru dan abu-abu untuk goblin. Sedangkan malaikat Maut
hanya memakai warna hitam dan putih saja.” See, benar-benar di sesuaikan dengan aura yang ingin disampaikan,
bagian wardrobenya sampai baca dengan cermat dan memikirkan kira-kira warna apa
yang pas untuk setap framenya.
Goblin yang sering menggunakan
mantel di setiap episodenya, memulai tren besar-besaran di korea. Adegan yang
serasa fashion show itu pas, Malaikat Maut dan Goblin jalan berdua saat mau
nyelamatin Eun Tek ya gak sih?? Ini mau saving
her life atau peragaan busana sih?? Kok keren banget wkwkwk.
5. Lagu-lagu Original Soundtrack
Yang laris manis di pasaran
Adanya sebuah lagu dalam film itu kadang hanya sebagai pelengkap atau pemanis. Begitu pula di Drakor Goblin, lagu-lagunya itu semua enak. Dan gue yakin semua pecinta Drakor Goblin pasti suka semua lagunya macam I Will Go To You Like The First Snow, Beautiful, Round and Round, I Miss You, Who Are You?, I’m Here dan lain-lain. Empok gue aja nada deringnya pakai intonya Round and Round. Bahkan di Smule, lagu Beautiful jadi salah satu lagu favorit untuk di nyanyiin.
Adanya sebuah lagu dalam film itu kadang hanya sebagai pelengkap atau pemanis. Begitu pula di Drakor Goblin, lagu-lagunya itu semua enak. Dan gue yakin semua pecinta Drakor Goblin pasti suka semua lagunya macam I Will Go To You Like The First Snow, Beautiful, Round and Round, I Miss You, Who Are You?, I’m Here dan lain-lain. Empok gue aja nada deringnya pakai intonya Round and Round. Bahkan di Smule, lagu Beautiful jadi salah satu lagu favorit untuk di nyanyiin.
6. Penokohan yang Kuat
Penokohan yang kuat, kunci utama
film ini sukses besar. Siapa sih yang nggak mau jadi Eun Tek? Dapet ajushi
cakep kaya dan nyebelin tapi manis wkwkwk. Setiap Aktris dan Aktor cocok banget
memerankan perannya. Semuanya kayak emang tercipta untuk memerankan tokoh itu.
Tanpa terkecuali. Bahkan Anak kecil yang jadi pengikut Goblin pertama kali itu
akan selalu terngiang-ngiang di kepala kita. Walaupun dia hanya muncul sekali.
Pemerannya antara lain adalah Gong Yo (Kim Shin) Aktor yang berperan di Train
To Busan, Kom Go-Eun (Ji Eun Tek), Lee Dong-Wook (Wang Yeo), Yoo In-na (Kim Sun),
Yook Sungjae (Yoo Deok Hwa), Lee El (Samshin) dll.
7. Soft Selling yang keren
Dalam film ini kita juga belajar
bagaimana caranya soft selling atau
berjualan dengan cara halus. Kita sering banget-kan liat adegan saat beberapa
si aktor/aktris di film ini adegan sedang menampilkan mereka sedang minum air
kemasan. Tanpa embel-embel “Minuman ini enak, menyehatkan, dan” bla..bla.blaa
lainnya yang menjelaskan kelebihan mimuman tersebut. Tapi adegan-adegan natural
itu, membuat kita kepo sama minuman itu bahkan di Indonesia dulu gue sempat
liat ada akun yang khusus jualan minuman itu. Di import langsung dari Korea. Gila,
the power of soft selling itu emang
keren banget ya. (Beberapa film Korea juga nerapin soft selling ini loh, nggak
hanya Giblin aja).
Mungkin itu yang mau di terapin
sinetron-sonetron Indonesia jaman now yang bikin gue males banget nontonnya.
Tapi sayangnya mereka gagal, bukannya keliatan soft selling, tapi mereka
keliatan banget jualannya. Mana adakan di kehidupan nyata, orang lagi minum. Tiba
tiba blang ke temannya minuman ini enak, sehat dan bagust untuk lambung kita
loh. Heloo gue mau nonton film bukan nonton iklan. You know selama lima menit
tadi gue udah nonton iklan. Plese jangan nambah-nambahin iklan lagi.
Inti dari soft selling itu
mempengaruhi lewat cerita. Setiap orang menolak untuk di nasehati, tapi tidak
untuk cerita.
Btw review ini gue dedikasikan setelah
nonton 3 episode spesial Goblin yang berisi behind the scene dan adegan-adegan
terbaik di Goblin. Overall film Drama Korea ini layak di tonton, walalupun sekelas drama, tapi penangananya abis-abisan. Serasa nnton film bioskop. Mulai dari Naskah, sinetografi dllnya patut di acungi jempol. Nggak heran, drama ini jadi rating tertingti di TVN, sayang ya nggak ada lanjutannya. Kita mah berharap banget ada season keduanya. Semoga!!
#Movie Review #mswijaya #wijayarts
0 Comments