Selalu tertarik dengan hal-hal
yang berbau dunia lain atau dimensi lain yang nggak bisa terjangkau. Seperti dunia
lain yang nggak kasat mata-mata biasa seperti milik gue ini. Alias dunia para
lelembut, makanya suka banget nonton film horor, acara yang berbau dunia lain
macam dua dunia yang selalu mengulik sisi para lelembut yang sering masuk ke
medium dan curhat.
Beberapa tahun belakang juga suka
ngikutin akun instagram @diarycewekindigo yang banyak menceritakan tentang apa
yang dia lihat dan teman-teman dari dunia lain. Nah akhir-akhir ini lagi booming banget buku “Kisah Tanah Jawa” yang ditulis oleh tiga orang yaitu Mada Zidan,
Bonaventura D. Genta (Atau akrab dipanggil Genta, yang sempat booming dengan
bukunya ‘Keluarga Tak Kasat Mata’ yang awalnya dari kaskus) dan satu lagi yang
jadi favorit gue itu, Hari Hao.
Buku terbitan Gagas Media ini,
sudah cetak ulang enam kali sejak cetakan pertamanya akhir tahun 2018. Ternyata
banyak juga yang antusias dengan sisi lain hal mistis di sekitar kita ini,
terbukti ya dari penjualan bukunya yang best
seller disemua toko buku.
Jadi buku ini meluruskan apa yang
kita anggap selama ini horror dan creepy oleh
kita orang awam. Jadi setelah baca buku ini, yang gue rasakan adalah, gue nggak takut
lagi dengan makhluk yang tak kasat mata ini. Malahan gue jadi lebih aware dan
care. Tapi jujur sih baca buku ini gue sempat agak ngrasa parno, yang biasanya
gue tidur matiin lampu. Gue sampai nggak mau matiin lampu setelah gue baca buku
ini, yang kebetulan gue bacanya itu pas malem, saking asiknya gue baca sampai
sekitar jam dua malem. Itu pun setelah menuntaskan satu pemabahasan secara garis
besar ibuku ini. Secara keseluruhan ada dia garis besar yang masuk kedalam buku
ini, yaitu tentang persugihan dan segala macamnya dan satunya tentang kejawen.
Bukan karena ceritanya sih yang
bikin gue takut, tapi ilustrasinya yang bikin gue merinding. Sekarang aja gue
udah merinding waktu nulis review
ini. Karena emang ya kata salah satu teman gue bilang, saat kita baca kisah
yang berbau horor atau dunia lain gitu, akan ada yang nimbrung juga. Pengan tahu
gitu, kepolah istilah jaman now-nya.
Di pembahasan pertama buku ini,
kita akan diajak banyak tahu tentang kisah-kisah memilukan tentang persembahan
atau tumbal yang dilakukan di Indonesia sejak dulu kala.
Terutama saat membangun suatu proyek, entah itu jalan, gedung, rel kereta dan banyak lainnya. Salah satunya yang menyedihkan sekaligus miris yaitu ada permintaan tumbal untuk membangun jembatan rel kereta Cirahong di daerah perbatasan Tasikmalaya dan Ciamis itu, meminta tumbalnya sepasang suami isteri tapi masih perawan dan perjaka. Maka dikuburlah mereka hidup-hidup, bukan dikubur lagi tapi di cor.
Terutama saat membangun suatu proyek, entah itu jalan, gedung, rel kereta dan banyak lainnya. Salah satunya yang menyedihkan sekaligus miris yaitu ada permintaan tumbal untuk membangun jembatan rel kereta Cirahong di daerah perbatasan Tasikmalaya dan Ciamis itu, meminta tumbalnya sepasang suami isteri tapi masih perawan dan perjaka. Maka dikuburlah mereka hidup-hidup, bukan dikubur lagi tapi di cor.
Terus juga ada tentang kisah awal
gimana ancaman orangtua kalau itu mujarab banget, yaitu tentang “Awas jangan main jauh-jauh, nanti di culik
orang.”
Ternyata hal itu dulu emang benar,
ada oknum yang pekerjaannya menculik anak-anak untuk dijadikan tumbal yang saat itu dibutuhkan
banyak untuk membangun proyek besar membangun sebuah bendungan. Dan masih
banyak hal lainnya yang menarik di awal pembahasan. Bahkan hal-hal penglaris yang
dari kafan, (maaf) celana dalam dan lain-lainnya juga dibahas disini.
Pembahasan utama kedua di buku
ini ialah mengenai kejawen, yang khas dengan sesaji. Yang ternyata banyak yang
nggak diketahui orang banyak dan selalu dianggap sesat. Ternyata aslinya semua
itu ada makna dan menurut gue pribadi nggak menyesatkan setelah gue tahu, untuk
apa itu digunakan dan setiap makna sesaji yang dipakai.
Sesaji bisa diartikan sebagai sajian, sebuah penghormatan. Analoginya adalah,
layaknya seorang tamu yang datang, tentunya akan diberikan sajian terbaik, dan
hal itu tersebut adalah bentuk penghormatan kepada tamu yang mengunjungi rumah
kita. .....Masyarakat Kejawen pada malam jumat kemudian menyiapkan sesaji
sebagai penghormatan kepada para leluhur dan pendahulu...
Hal 102
Dalam sesaji biasanya da beberapa bunga yang wajib ada, dan ternyata
bungabung itu melambangkan sesuatu atau makna yang dalam. Contohnya bung
kantil, yang dimaknai sebagai pepeling atau pengingat bahwa meraih ngelmu iku
kalakone kanthi laku. Artinya untuk menggapai sesuatu tidak cukup dengan berdoa
saja, melainkan harus dengan tindakan nyata. Bunga Melati yang berwarna putih melambangkan
kebersihan. Maknanya orang yang masih hidup harus mengutamakan kebersihan hati
atau kejujuran. Bunga mawar bermakna kiasan awar-awar ben tawar yang artinya
kurang lebih, menetralkan hati agar menjalani sesuatu dengan ikhlas atau tanpa
pamrih. Terakhir yaitu kenanga, yan artinya agar kita mengenang kebaikan para
leluhur atau pendahulu agar kita selamat di dunia dan akhirat.
Hal 104-105
Nah gitulah kira-kira Kejawen,
namun salahnya beberapa oknum malah membuat hal itu menjadi hal negatif, dan menyesatkan
saat digunakan untuk mereka yang nggak seharusnya.
Buku Keduanya gais, coming soon. PENASARAN!! Covernya menggoda banget juga sih. |
Selain itu juga ada pembahasan jenis-jenis penampakan hantu di Indonesia. Misalnya Miss Kuntilanak, yang banyak macam dan macam warnanaya. Ada warna merah, kuning, hijau sampai hitam. Yang hitam ini ratunya kuntilanak. Karena umurnya yang sudah sepuh. Dan you know, ternyata ada juga Kuntillaki gais, iyup kuntilanak berjenis kelamin laki-laki. Tapi Kuntillaki ini rupanya yang yang agak berbahaya kalau kita sampai berusurusan dengan mereka, bentuknya setengah manusia, setengah kuda layaknya makhluk-makhluk mitologi Yunani.
Selain itu ada pocong, dan juga
banyak macamnya. Ada pocong original dan pocong KW. Pocong original ini
bentuknya macam orang yang baru meninggal pada umumnya, rapet pokoknya wajahnya
itu nggak keliatan. Sedangkan pocong KW, mereka ini adalah pocong tiruan dari
ulah Jin yang suka nakut-nakutin manusia. Biasanya penampilan mereka agak
lebay, yaitu dengan banyak belatung, muka membusuk, atau matanya keluar-keluar
gitulah. Pokoknya yang menyeramkan gitu berarti itu pocong KW. Tapi sama-sama menyeramkan
ya kalau ketemu mah wkwkwk. Jdi Jin itu suka mengcopy paste setan-setan, tapi wujudnya di buat lebay sesuai apa yang ditakutkan manusia, karena emang tujuannya untuk itu.
Nah apa yang membuat gue jadi
nggak takut lagi dengan makhluk-makhluk dunia lain ini, karena dari baca ini
dan sharing sama teman gue yang emang bisa lihat dan berinteraksi dengan
mereka. Sebenarnya mereka baik kok, mereka akan baik kalau kita baik. Begitupun
sebaliknya, jangankan mereka, semut pun agak menggigit kalau diganggu
kenyamannnya. Dan tentunya bentuk-bentuk menyeramkan yang sering muncul itu
rupanya ulah para jin yang jail dan memakan energi ketakutan kita saat mereka
melakukan itu. Dan kalau bukan jin yang jail, mereka itu Cuma minta didoakan
aja, dan mungkin karena ada hal yang belum terselesaikan, sehingga mereka
tertahan disini. Yang biasanya sih qorin mereka yang sudah meninggal.
Nah coba deh baca buku ini dan
main ke channel @kisahtanahjawa biar kita tahu, manusia hidup di bumi ini nggak
sendirian. Ada makhluk lain juga yang berdampingan hidup dengan kita.
Mada Zidan, Bonaventura D. Genta Hari Hao dan Rditya Dika. (Dari Kiri ke kanan) |
Main juga nih ke channelnya bang Raditya Dika yang kemarin sempat kedatangan tim Kisah Tanah Jawa, episode yang bareng mereka, sumpah bikin ngeri-ngeri ngakak dan tercengang. Karena mengetahui apa yang bangsa mereka bisa lakukan dan tingkah mereka. Tuyul Riject! Ternyata ada loh coba main deh kesana ini pranala-nya KLIK DISINI mangga disimak.
BTW, gue kayaknya nggak berani
matiin lampu malam ini, gara-gara nulis review buku ini. Damn!! jadi kebayang lagi
kan ilustrasi pocong lebay nya om jin.
#kisahtanahjawa
12 Comments
Keren reviewnya...
ReplyDeleteMakasih Tya
DeleteWah, mantap reviewnya. Aku suka juga bacaan jenis ini. Tapi kalo udah gak ada pilihan lain.. hehehehe
ReplyDeletehahaha seru loh Mba Denik
DeleteOhh... oke... aku cukup baca review kamu aja.
ReplyDeleteHati2 kalau nanti malam lampunya kedip2
mata aku yang kedip-kedip nih, ngantuk
DeleteDari kemarin pengen beli buku ini.. eh kok pas baca review ini😄 penasaran banget sama kisah-kisahnya..
ReplyDeleteLucu juga ya ada pocong KWðŸ¤
wkwkwk, makanya nanti kalau ketemu pocong yang penampilannya lebay. katain aja pocong KW
DeleteMerinding bacanya. Tp ak bakal beli bukunya hehehe. Keren kak review nya. Ak semakin yakin mau beli
ReplyDeleteGw kok jadi penasaran
ReplyDeletedomisili mana mas ?
ReplyDeletesepertinya bisa ini, diagendakan untuk ketemu & ngopi..
niat engsun ngangsu kaweruh..
Wah..pas lihat di toko buku aku gak jadi buka, eh malah suamiku yang tertarik buka bukunya..hii atut
ReplyDelete